Dirjen Adwil Safrizal Sampaikan Kuliah Umum di FISIP USK, Ini Isinya!
Font: Ukuran: - +
Reporter : Aulia
Dirjen Bina Adwil Kemendagri, SafriZal ZA, memberi kuliah umum di FISIP USK., tentang transisi kepemimpinan, di Aula Kampus FISIP USK di Banda Aceh, Sabtu (11/3/2022). (Foto/ist).
DIALEKSIS.COM | Aceh - Dirjen Bina Administrasi Kewilayahan Kementerian dalam Negeri (Kemendagri), Dr. Drs. Safrizal sampaikan kompetisi yang harus dihadapi Indonesia saat ini hingga ke masa depan.
Hal ini disampaikan pada kanal Youtube FISIP USK dalam kuliah umum "Optimalisasi Peran Pemerintah Daerah dalam Menjawab Tantangan Transisi Pemerintahan Menuju Indonesia Sejahtera" pada Jumat (12/3/2022). Selanjutnya dialeksis.com mengutip pemikiran Safrizal guna mensosialisasikan ke publik.
Ia mengatakan, perubahan Indonesia hari ini menimbulkan ketidakpastian dan Indonesia masih menjadi medioker serta kemiskinan ekstrem terlihat Indonesia datanya mencapai 4% (10,8 juta jiwa).
Ia melanjutkan kembali, banyak sekali kompetisi yang harus dihadapi Indonesia salah satunya kompetisi investasi. Hal ini dikarenakan uang terbatas dan Sumber Daya Alam (SDA) juga terbatas.
"Kalau mau maju ya investasi apalagi kita uangnya terbatas, SDA juga demikian," ucapnya.
Selanjutnya Safrizal menjelaskan hal kedua, kompetisi teknologi yakni semakin ke depan semakin canggih juga penggunaan teknologi, misalnya seberapa hebatnya teknologi sehingga menghasilkan uang, bahkan teknologi memudahkan komunikasi jadi lancar.
Ketiga, kompetisi pasar, dalam hal ini kompetisi pasar Indonesia tidak setara apalagi sekarang gencarnya e-commerce contohnya shopee, lazada, tokopedia, gojek, grab, dan lain sejenisnya.
"Nah dalam kompetisi pasar kita justru kalah saing karena pembeli lebih suka e-commerce," tambahnya lagi.
Penting diketahui bersama, Indonesia adalah pasar terbesar nomor empat di dunia. Setelah China, India, Amerika Serikat, dan Indonesia. Keempat, kompetisi talenta artinya semua kita bersaing dengan talenta.
Yang terakhir Safrizal menegaskan, kompetisi inovasi, hal ini berkenaan dengan ciptaan terbaru, kemudahan dalam berusaha untuk melakukan sesuatu, nah apa yang akan diberikan agar memudahkan.
"Indonesia peringkat 80an dunia yang inovatif, jadi kita harus mempersiapkan diri untuk menghadapi permasalahan dunia nantinya," jelasnya.
Tidak hanya itu, ia juga menyampaikan bahwa sebagian besar negara maju di dunia memasuki periode ageing society artinya populasi penduduk didominadi lansia, angka kerja menurun, dan prokduktivitas menjadi rendah.
Namun sebaliknya, Indonesia dalam rentang tahun 2020-2045 mengalami bonus demografi di mana populasi 70% dari total populasi (setara dengan 200 juta penduduk).
Lanjutnya, Indonesia dan sebagian besar negara dunia ketiga akan memasuki periode emas populasi. Jadi, tantangan Indonesia jangan sampai bonus demografi justru menjadi bencana demografi.
"Bonus demografi ini kondisi di mana saat struktur penduduk didominasi oleh kalangan usia produktif," jelasnya.
"Jangan hanya bercita-cita menjadi PNS atau ASN tapi jadilah entrepreneur, ilmuwan, atau orang yang membuka lapangan kerja," pungkasnya.