Dedy Permadi Ungkap Hoaks Jadi Penghambat Vaksinasi
Font: Ukuran: - +
Ilustrasi. [Foto: Republika]
DIALEKSIS.COM | Jakarta - Juru Bicara Kementerian Komunikasi dan Informatika, Dedy Permadi, menegaskan vaksinasi masih menjadi salah satu upaya efektif menangkal dan menghentikan sebaran virus Covid-19. Namun akselerasi program vaksinasi di Indonesia masih terhambat oleh disinformasi di tengah masyarakat.
Demikian dikatakan Dedy dalam keterangan pers dari Media Center Forum Merdeka Barat 9 (FMB9)-KPCPEN, Kamis (23/12).
Dedy menjelaskan, dari riset yang dilakukan oleh John Hopkins Center for Communication Programs pada November 2021 terhadap 27.375 responden di Indonesia, 45 persen responden menyatakan keraguannya terhadap vaksinasi karena adanya efek samping.
"Alasan pertama ialah takut akan
injeksi beserta efek sampingnya dan yang kedua adalah masih mencari informasi komprehensif terkait vaksin," imbuh Dedy.
Selain itu, diseminasi informasi yang benar ke masyarakat mengenai efek vaksinasi, kata Dedy masih terhambat dengan banyaknya hoaks di ruang digital.
"Hal ini tentunya sangat berbahaya dan memiliki dampak besar terhadap upaya negara untuk lepas dari jerat pandemi Covid-19," pungkasnya.
Menurut data Kemkominfo sejak Januari 2020 sampai 23 Desember 2021, hoaks dan disinformasi di ruang siber seputar Covid-19 masih saja bertambah.
Rinciannya, sebanyak 2.036 hoaks tentang Covid-19, 418 isu hoaks vaksinasi, dan 50 isu soal PPKM telah terdata oleh Kemkominfo. Pemutusan akses telah dilakukan untuk menangkal isu-isu tersebut.
"Pada minggu ini jika dilihat dari setiap topik hoaks terkait Covid-19, masih ada pertambahan isu dan angka sebaran yang melebihi angka dari minggu yang lalu," kata Dedy.
Di kesempatan itu pula Dedy mengajak seluruh masyarakat Indonesia turut berperan untuk menangkal penyebaran hoaks.
"Bagi seluruh masyarakat Indonesia, mari kita hentikan persebaran hoaks, gunakan masker, dukung upaya vaksinasi, dan ikut serta dalam menekan angka persebaran Covid-19 di tanah air," tutur Dedy. (CNN Indonesia)