Minggu, 20 April 2025
Beranda / Berita / Civil Insight 2025: Membidik Masa Depan Infrastruktur dengan Solusi dan Inovasi

Civil Insight 2025: Membidik Masa Depan Infrastruktur dengan Solusi dan Inovasi

Rabu, 16 April 2025 22:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Arn

Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala (USK) selenggarakan Civil Insight 2025. Foto; Kolase Dialeksis.com


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala (USK) sukses menyelenggarakan Civil Insight 2025, sebuah acara bertema “Masa Depan Infrastruktur Indonesia: Tantangan dan Peluang bagi Insinyur Teknik Sipil” pada Rabu, 16 April 2025. 

Kegiatan ini dihadiri oleh sejumlah tokoh kunci, termasuk Rektor USK Prof. Dr. Ir. Marwan, IPU., APEC.Eng.; Dekan Fakultas Teknik USK Prof. Dr. Ir. Alfiansyah Yulianur BC., IPU., ASEAN.Eng.; perwakilan Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekda Aceh; Badan Pengelola Migas Aceh (BPMA); kepala instansi teknis kementerian di Aceh; perwakilan BUMN konstruksi; asosiasi profesi teknik sipil; serta civitas akademika dan alumni FT USK.

Melalui keterangan disampaikan, Dr. Ir. Yusria Darma, S.T., M.Eng.Sc., Kepala Departemen Teknik Sipil USK, menjelaskan bahwa Civil Insight 2025 dirancang sebagai wadah multidimensi melalui talkshow, kuliah umum, seminar, dan silaturahmi. 

“Kegiatan ini bertujuan menjawab isu strategis infrastruktur terkini, memperkuat jejaring antara akademisi, alumni, dan pemangku kepentingan, serta meningkatkan kualitas lulusan magister demi mempertahankan akreditasi UNGGUL,” ujarnya. 

Departemen Teknik Sipil FT USK, yang telah berdiri sejak 1963 dengan empat program studi (D3, S1, S1 Sumber Daya Air, dan S2), setiap tahun meluluskan sekitar 400 insinyur yang siap berkontribusi di bidang infrastruktur.

Hal senada diungkapkan Dekan FT USK, Prof. Dr. Ir. Alfiansyah Yulianur BC., menekankan pentingnya kolaborasi antara kampus dengan dunia kerja.

“Lulusan teknik sipil harus mampu menjadi mitra strategis pemerintah dan praktisi industri. Selain penguatan keilmuan, aspek operasional dan pemeliharaan infrastruktur seperti jalan, pelabuhan, dan irigasi harus menjadi fokus agar pembangunan berkelanjutan tercapai,” tegasnya.

Bahkan respon positif datang dari sambutan Rektor USK, Prof. Dr. Ir. Marwan, selaku Ketua PII Wilayah Aceh, dalam sambutan pembukaan menyoroti perlunya sinkronisasi kurikulum dengan kebutuhan industri. 

“Penguatan soft skill melalui interpreneurship, teknologi, dan program magang menjadi kunci agar lulusan siap bersaing di lapangan,” ujarnya.

Acara ini menghadirkan sejumlah pembicara kunci, antara lain: Ir. H. Razuardi, M.T. (Wakil Bupati Bireuen) membahas Menyoroti urgensi teknologi tepat guna untuk ketahanan pangan melalui optimalisasi sistem irigasi. Dilanjutkan narasumber kedua, Kusnadi C. Wijaya, S.E., M.Ak., PIA (Direktur Teknik dan Fasilitas PT. ASDP Indonesia Ferry), memaparkan materinya terkait komitmen ASDP dalam pengembangan terminal eksekutif, Labuan Bajo Marina, dan Bakauheni Harbour City untuk mendukung logistik dan pariwisata premium.

Berbeda dari tema narasumber lainnya, Prof. Dr. Ir. Agus Taufik Mulyono, M.T., IPU. (Wakil Ketua Umum PII) mengkritisi lemahnya manajemen aset jalan sebagai akar masalah over dimension dan overload (ODOL) yang merusak infrastruktur. Menariknya narasumber dari unsur pemerintah hadir yakni T. Faisal, S.T., M.T. (Kadis Perhubungan Aceh) membawa dan menjelaskan rencana digitalisasi Transkoetaradja, revitalisasi pelabuhan, serta pengembangan kereta api perkotaan dan transportasi ramah lingkungan di Aceh.

Sedangkan dari pemeritah pusat diwakilan Ir. Edy Juharsyah, M.Tech. (Staf Ahli Kementerian PUPR) “ Menyampaikan prioritas pembangunan bendungan, giant sea wall, dan perlindungan pantai untuk pengelolaan air berkelanjutan. Dan narasumber terakhir Ir. Ade Surya, S.T., M.E. (Kadis Pengairan Aceh) mengupas dalam hal mengapresiasi capaian 80% irigasi lahan pertanian Aceh, namun mengingatkan tantangan implementasi desain teknis di lapangan.

PT. ASDP Indonesia Ferry menyatakan tiga inisiatif strategis: (1) peningkatan layanan ferry eksekutif, (2) pengembangan kawasan marina di Labuan Bajo, dan (3) integrasi logistik-pariwisata di Bakauheni Harbour City. Sementara itu, Pemerintah Aceh berfokus pada transformasi transportasi hijau melalui bus listrik dan water-based airport untuk wilayah terpencil.

Acara ini tidak hanya menjadi ajang diskusi, tetapi juga penguatan komitmen bersama antara akademisi, pemerintah, dan industri. Sebagaimana disampaikan Ir. Ade Surya, “Tantangan ke depan adalah memastikan desain infrastktur selaras dengan realitas lapangan, sehingga setiap pembangunan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara inklusif dan berkelanjutan," ungkap Dr. Ir. Yusria Darma, S.T., M.Eng.Sc.

"Dengan ragam solusi yang diusung, Civil Insight 2025 diharapkan menjadi katalisator percepatan pembangunan infrastktur Indonesia yang tangguh, cerdas, dan berwawasan lingkungan," tutup Kepala Departemen Teknik Sipil USK. 

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
dinsos
inspektorat
koperasi
disbudpar