Beranda / Berita / Bamsoet: PPKM Darurat Sia-sia Jika Bandara Tak Ditutup

Bamsoet: PPKM Darurat Sia-sia Jika Bandara Tak Ditutup

Selasa, 06 Juli 2021 09:30 WIB

Font: Ukuran: - +


DIALEKSIS.COM | Jakarta - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo menilai penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat akan sia-sia jika penerbangan internasional di sejumlah bandara tak ditutup.

Hal ini merespons keberadaan 20 Tenaga Kerja Asing (TKA) asal China yang masuk ke Indonesia melalui Makassar bertepatan hari pertama PPKM darurat 3 Juli lalu.

"Pemerintah agar mempertimbangkan penutupan sementara penerbangan baik domestik maupun internasional di setiap bandara internasional selama PPKM Darurat berlangsung. Mengingat, kebijakan PPKM Darurat akan sia-sia jika bandara internasional tidak ditutup," ujar Bamsoet, sapaannya, dilansir dari Antara, Senin (5/7).

Menurut Bamsoet, komitmen pemerintah untuk tetap membatasi akses orang asing masuk ke wilayah Indonesia, serta tetap memperhatikan situasi dan kondisi masyarakat setempat, perlu ditunjukkan sebagai upaya menjaga keselamatan dan kesehatan masyarakat dan kepercayaan masyarakat.

Dia menekankan baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah harus memiliki langkah konkret dan komitmen bersama dalam membatasi pergerakan orang selama masa pandemi covid-19, khususnya di tengah pemberlakuan PPKM Darurat di Jawa-Bali guna efektif memutus rantai penularan dan penyebaran covid-19 di seluruh wilayah di Indonesia.

Bamsoet juga meminta pihak Direktorat Jenderal Imigrasi untuk mengkarantina 20 TKA yang masuk ke Indonesia sekaligus mendeportasi kembali ke negara asalnya.

"Direktorat Jenderal Imigrasi agar mengkarantina 20 TKA tersebut sekaligus mendeportasi kembali ke China, mengingat PPKM Darurat tidak ada artinya jika tetap memberi izin TKA asing, dalam hal ini TKA China, masuk ke Indonesia," ucap Bamsoet.

Dia meminta pemerintah menutup sementara jalur penerbangan internasional, termasuk di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, Makassar, untuk menambah keyakinan masyarakat terhadap kinerja pemerintah.

Dia juga meminta pemerintah bersama Satgas Penanganan covid-19 untuk dapat memastikan 20 TKA China tersebut benar-benar telah menjalani masa karantina sesuai dengan protokol kesehatan penanganan covid-19 yang ketat, serta meminta pemerintah untuk mempertimbangkan mengembalikan mereka ke negara asal.

Sebelumnya sebanyak 20 TKA China tiba di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, Kabupaten Maros, Sulsel pada Sabtu (3/7) di tengah penerapan PPKM darurat.

Berdasarkan data yang dihimpun, puluhan orang TKA ini selanjutnya akan melakukan perjalanan ke Kabupaten Bantaeng dengan mengendarai bus yang telah disediakan oleh perusahaan smelter.

Sebelumnya, mereka telah menjalani pemeriksaan swab PCR dan karantina di Jakarta, sehingga puluhan TKA itu bisa dapat melanjutkan perjalanan ke Bantaeng.[CNN Indonesia]

Keyword:


Editor :
M. Agam Khalilullah

riset-JSI
Komentar Anda