kip lhok
Beranda / Berita / Bagaimana Kinerja Wilayah Setelah Dilalui Tol?

Bagaimana Kinerja Wilayah Setelah Dilalui Tol?

Sabtu, 24 Juli 2021 12:30 WIB

Font: Ukuran: - +


DIALEKSIS.COM | Jakarta - Pemerintah terus menggenjot pembangunan jalan tol Sumatera dan wilayah lain. Ekonomi wilayah yang dilalui pintu jalan bebas hambatan tersebut merespons secara beragam. Ada yang bergerak positif, ada pula yang justru melambat.

Pada tahun ini, sejumlah ruas tol baru di Sumatera akan beroperasi. Menurut target Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, di antara ruas itu adalah Trans Sumatera, Kuala Tanjung-Tebing Tinggi-Parapat serta Padang-Pekan Baru.

Sepanjang 2017-2020, sudah ada delapan ruas tol baru yang beroperasi. Seluruh jalur tol tersebut melintasi berbagai kota dan kabupaten di Sumatera.

Ruas terpanjang dari yang sudah komersial itu, menurut catatan Badan Pengatur Jalan Tol, adalah Bakauheni - Terbanggi Besar yang mencapai 140 kilometer yang beroperasi sejak Maret 2019. Dua ruas yang beroperasi sejak Oktober 2017, yaitu ruas Medan -Binjai dan Palembang - Indralaya, yang pintu tolnya terbentang di tiga kota dan satu kabupaten.

Tiga kota yang dilalui pintu tol yang beroperasi pada 2017 itu adalah Palembang, Binjai dan Medan. Sedangkan satu kabupatennya, yaitu Ogan Ilir. Bagaimana kondisi ekonomi wilayah itu sebelum dan setelah ada tol?

Perekonomian Ogan Ilir dan Palembang setelah tol beroperasi bergerak positif. Dua tahun sebelum tol beroperasi (2015-2016), rata-rata pertumbuhan ekonomi Ogan Ilir 4,8 persen dan Palembang 5,6 persen. Sementara dua tahun setelah tol beroperasi (2018-2019), rata-ratanya menjadi masing-masing: 5,2 persen dan 6,2 persen.

Berbeda dengan dua kota tersebut, ekonomi Medan justru mengalami perlambatan. Dari rata-rata tumbuh 6,1 persen sebelum ada jalan tol, kemudian menjadi 5,9 persen setelah tol beroperasi.

Respons yang bervariasi dari perekonomian berbagai wilayah terhadap kehadiran jalan tol tersebut tentu banyak musababnya. Bisa dari rute, tarif, hingga kondisi jalan penghubung dari pusat ekonomi ke jalur tol.

Sayangnya, sampai saat ini belum terdengar hasil evaluasi pemerintah. Mestinya, pembangunan jalan bebas hambatan tersebut telah melalui studi termasuk target, khususnya terkait dampak terhadap perekonomian wilayah.[Lokadata]

Keyword:


Editor :
M. Agam Khalilullah

riset-JSI
Komentar Anda