kip lhok
Beranda / Berita / Aprilia Manganang Ajukan Perubahan Gender, Begini Kesaksian Dokter

Aprilia Manganang Ajukan Perubahan Gender, Begini Kesaksian Dokter

Jum`at, 19 Maret 2021 14:30 WIB

Font: Ukuran: - +

[Dok. Bagja]

DIALEKSIS.COM | Minahasa - Aprilia Manganang, prajurit TNI AD berpangkat Sersan Dua, tengah menjalani persidangan perubahan nama. Kegiatan ini dilakukan di Pengadilan Negeri Tonado, Minahasa, Sulawesi Utara, Jumat (19/3/2021) secara virtual.

Pekan lalu, Aprilia yang merupakan atlet voli nasional melakukan perubahan gender dari perempuan ke laki-laki. Kegiatan ini dilakukan oleh Kesatuan TNI AD pimpinan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), Jenderal Andika Perkasa.

Di sela-sela persidangan, hakim menghadirkan saksi yakni dr. Bagus Sulistyo Budhi, Sp.KJ. Adapun, pria asal Surakarta ini diminta untuk memberikan keterangan awal mula Aprilia sampai berganti gender.

''Pada 9 Februari 2021 kami pertama ketemu. Kegiatan dilanjutkan dengan pemeriksaan kesehatan kejiwaan di 11 Februari 2021,'' kata Bagus.

Bagus menjelaskan pada 9 Februari dirinya baru bertemu dengan Aprilia. Didampingi 18 staf dokter dengan keahlian masing-masing, sesi tersebut diawali dengan perencanaan kegiatan pemeriksaan kejiwaan.

Dua hari berselang atau 11 Februari 2021, Aprilia dan Bagus beserta staf dokter melakukan dua tahapan pemeriksaan. Pertama tes tertulis dan kedua tes wawancara di Departemen Kesehatan Kejiwaan RSPAD Gatot Subroto.

''Terkait wawancara, secara garis besar, Aprilia dalam situasi dan kondisi mental yang bingung dalam identitas yang dialaminya selama ini. Terutama 1 tahun terakhir.''

''Jadi, Aprilia sedari kecil, sedari lahir, diidentitaskan atau mengidentifikasi diri sebagai perempuan, termasuk keluarga dan lingkungan dan diri sendiri menganggap dirinya perempuan.''

''Sampai SMP, baru dirinya bertanya-tanya terkait dirinya sendiri. Kok dia enggak sama dengan yang lain? Tapi, dia tak punya kuasa. Sebab, keluarga dan lingkungan mempersepsikan diri sebagai perempuan.''

Cerita kemudian terus berlanjut sampai dewasa. Hingga 2020, lanjut Bagus, Aprilia baru memberanikan diri untuk bertanya: Apakah dirinya adalah seorang perempuan?

Sebab, lanjut Bagus, pada masuk TNI AD pada 2016 via jalur prestasi, Aprilia mengidentitaskan dirinya perempuan. Oleh karenanya, Aprilia masuk ke Korps Wanita TNI AD.

Namun demikian, sembari menjalani profesi sebagai TNI AD dan atlet voli Aprilia kian mendapat tekanan saja. Terlebih saat menjalani pertandingan sebagai pevoli profesional.

''Ketika dia menjadi atlet, saat bertanding, mendapat sorakan dari penonton dan lawan, jadi tekanan tersendiri bagi dia. Terkadang, saat April melakukan spike, lawan tak menerima, itu merupakan suatu pelecehan,'' kata Bagus.

''Kondisi-kondisi seperti ini membuat dia tertekan dan ini yang membuat dia bingung dan enggak tahu mau bagaimana. Nah, beberapa tahun belakangan, Aprilia mulai menarik diri. Karena dia tak nyaman dan mulai frustrasi. Sehingga kami periksa kondisi Aprilia adalah depresi yang terselubung yang dialaminya.''

Setelah pemeriksaan dengan data yang ada, Bagus dan tim kedokteran TNI AD mendapatkan hasil. Dari pemeriksaan anatomi biologi, ditambah dengan hasil laboratorium, tim dokter menyatakan bahwa gender Aprilia mengarah ke arah lak-laki.

''Sehingga, ketika pada 11 Februari saya memberikan masukan dan penjelasan. Seandainya kamu terperiksa sebagai laki-laki bagaimana?''

''Jadi ketika itu saya berubah [peran] menjadi seorang pemeriksa tapi akan saya dukung keputusan, keinginan, dan harapan Anda.''

''April menjawab, dia ingin menjadi identitas dirinya yang sebenar-benarnya. Itu yang dia pegang. Saya berikan masukan dan pemahaman kepada April dan saya berikan terapi psikologis secara singkat. Pemeriksaan anatomi dan laboratorium dia menunjukkan seorang laki-laki dan hormonnya juga laki-laki,'' jelas Bagus. (Kumparan)

Keyword:


Editor :
Sara Masroni

riset-JSI
Komentar Anda