76 Tahun Merdeka, Indonesia Tetap Rutin Impor Bahan Pangan
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM | Jakarta - Indonesia bakal merayakan dirgahayu ke-76 kurang dari dua hari lagi, yakni 17 Agustus 2021 nanti. Namun, selama tujuh dekade berdiri, nyatanya negara ini masih kesulitan untuk lepas dari belenggu impor pangan.
Bayangkan saja, mulai dari gula, garam hingga kedelai, Indonesia harus memenuhi kebutuhannya dari luar negeri. Padahal, negara ini sempat merasakan swasembada pangan bertahun-tahun silam.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, sejak Januari-Juni 2021 atau sepanjang Semester I-2021, Indonesia telah melakukan impor pangan hingga US$ 6,13 miliar atau setara dengan Rp 88,21 triliun.
Komoditas pangan yang diimpor oleh Indonesia terdiri dari berbagai jenis daging, susu, kopi, teh, hingga bahan pangan seperti cabai, bawang putih, lada, kedelai.
Serta jagung, gandum, tepung gandum, minyak goreng, mentega, kentang, kelapa, kelapa sawit. Hingga berbagai jenis rempah-rempah juga diimpor oleh Indonesia, seperti cengkeh, kakao, tembakau, dan ubi kayu.
Secara rinci, realisasi impor beras sebesar US$ 91,6 juta dengan volume sebanyak 201.271,55 ton. Kemudian daging ayam dengan nilai impor mencapai US$ 67 dengan volume impor sebanyak 16.567 kg.
Kemudian telur unggas dengan nilai impor mencapai US$ 4,92 juta dengan volume sebanyak 975.153 kg. Ada juga jenis lembu yang khusus diimpor dari Australia dengan nilai mencapai US$ 276,53 juta dan volume sebesar 75.363,2 kg.
Sepanjang Semester I-2021, RI juga melakukan impor daging jenis lembu dengan nilai sebesar US$ 289,62 juta, dengan volume mencapai 82.574,41 ton. Juga ikan segar dengan nilai impor mencapai US$ 4,69 juta dengan volume sebesar 449,1 ton.
Gula nilai impornya sepanjang Januari-Juni 2021 sebesar US$ 1,49 miliar dengan volume impor mencapai 3,52 juta ton. Kemudian garam yang berhasil diimpor nilainya mencapai US$ 44,19 juta dengan volume sebanyak 1,26 juta ton.
Adapun cabai juga tak luput dari komoditas yang diimpor, nilainya sebesar US$ 59,47 juta dengan volume sebanyak 27.851,98 ton. Bawang putih nilai impornya mencapai US$ 196,21 juta dengan volume impor sebanyak 181.106,24 ton.
Susu nilai impornya mencapai US$ 425,8 juta dengan volume impor mencapai 151.187,57 ton. Teh dengan nilai impor mencapai US$ 11,61 juta dengan volume impor 5.436,37 ton. Kopi dengan nilai impor sebesar US$ 19,43 juta dengan volume impor 9.050,88 ton.
Indonesia juga melakukan impor kedelai, jagung, gandum dan meslin, serta tepung gandum dan meslin.
Masing-masing nilai impornya yakni kedelai mencapai US$ 873,33 juta dengan volume impor sebesar 1,51 juta ton. Kemudian jagung dengan nilai impor US$ 99,85 juta dan volumenya mencapai 376.478,48 ton.
Gandum dan meslin dengan nilai mencapai US$ 1,55 miliar dan volume sebesar 5,26 juta ton. Serta tepung gandum dan meslin dengan nilai US$ 4,92 juta dengan volume sebesar 12.526,61 ton.
Komoditas berikutnya yang diimpor ke dalam negeri yakni minyak goreng nabati dengan nilai impor mencapai US$ 49,17 juta, dengan jumlah yang diimpor sebanyak 31.420,12 ton.
Sepanjang Semester I-2021, RI juga melakukan impor daging jenis lembu dengan nilai sebesar US$ 289,62 juta, dengan volume mencapai 82.574,41 ton. Juga ikan segar dengan nilai impor mencapai US$ 4,69 juta dengan volume sebesar 449,1 ton.
Gula nilai impornya sepanjang Januari-Juni 2021 sebesar US$ 1,49 miliar dengan volume impor mencapai 3,52 juta ton. Kemudian garam yang berhasil diimpor nilainya mencapai US$ 44,19 juta dengan volume sebanyak 1,26 juta ton.
Adapun cabai juga tak luput dari komoditas yang diimpor, nilainya sebesar US$ 59,47 juta dengan volume sebanyak 27.851,98 ton. Bawang putih nilai impornya mencapai US$ 196,21 juta dengan volume impor sebanyak 181.106,24 ton.
Susu nilai impornya mencapai US$ 425,8 juta dengan volume impor mencapai 151.187,57 ton. Teh dengan nilai impor mencapai US$ 11,61 juta dengan volume impor 5.436,37 ton. Kopi dengan nilai impor sebesar US$ 19,43 juta dengan volume impor 9.050,88 ton.
Indonesia juga melakukan impor kedelai, jagung, gandum dan meslin, serta tepung gandum dan meslin.
Masing-masing nilai impornya yakni kedelai mencapai US$ 873,33 juta dengan volume impor sebesar 1,51 juta ton. Kemudian jagung dengan nilai impor US$ 99,85 juta dan volumenya mencapai 376.478,48 ton.
Gandum dan meslin dengan nilai mencapai US$ 1,55 miliar dan volume sebesar 5,26 juta ton. Serta tepung gandum dan meslin dengan nilai US$ 4,92 juta dengan volume sebesar 12.526,61 ton.
Komoditas berikutnya yang diimpor ke dalam negeri yakni minyak goreng nabati dengan nilai impor mencapai US$ 49,17 juta, dengan jumlah yang diimpor sebanyak 31.420,12 ton.[CNBC Indonesia]