Oleh karenanya, penting sekali bagi orang tua lebih mendalami juga terkait kebutuhan gizi, nutrisi bagi anak-anaknya. 

“Pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) juga harus diperhatikan juga, lihat obatnya apa masih bisa layak konsumsi, dan TTD nya juga harus disimpan sesuai anjuran yang tertera, dan pastinya juga diimbau kepada setiap sekolah terus mencari tahu bahaya Anemia seperti apa, bagaimana cara mencegah, dan bagaimana cara konsumsi TTD nya yang baik dan benar seperti apa,” ujarnya lagi.

Dengan begitu, kata Tedy, sehingga pemberian TTD bisa sesuai dapat maksimal dan para remaja kita juga paham akan bahaya Anemia itu seperti apa.

“Penting sekali ini sosialisasi ini. Kita semua berperan penting dalam mencegah terjadinya anemia yang dapat menyebabkan stunting di Aceh. Maka semua harus ikut andil dalam hal ini,” pungkasnya

Aksi Bergizi untuk Remaja Sehat Berprestasi Bebas Anemia terus disosialiasikan di Indonesia, tak terkecuali di Aceh. Ribuan siswi Sekolah Menengah Atas (SMA/Sederajat) di Aceh telah ikut serta minum Tablet Tambah Darah (TTD) selama 52 minggu.

Kepala Dinas Kesehatan Aceh dr Hanif mengatakan, pemberian TTD tidak hanya untuk siswi yang kurang Hb, tapi sifatnya preventif.

“Selain pemberian TTD, intervensi-intervensi lain harus tetap dilaksanakan. Contohnya pada ibu hamil, minimal pemeriksaan kehamilannya 6 kali harus dilakukan, dua diantaranya harus diperiksa oleh dokter. Demikian juga untuk intervensi pada kelompok anak Balita, juga penting untuk diperhatikan, mulai dari pemantauan tumbuh kembang, memastikan bayi mendapatkan ASI ekslusif sejak lahir hingga anak berusia 6 bulan, dan juga melengkapi imunisasi", pungkas dr Hanif, saat menghadiri kegiatan Aksi Bergizi di Kabupaten Pidie Jaya, Oktober lalu. [ADV]