DIALEKSIS.COM | Aceh Besar - Musim kemarau panjang yang melanda Aceh Besar dalam beberapa minggu terakhir membuat ratusan hektare sawah mengering parah. Kondisi ini membuat para petani mulai kehilangan harapan, sebab tanaman padi sulit berkembang akibat kekurangan air.
Zuhaimi Agam, salah seorang petani di Aceh Besar, mengaku pesimis melihat keadaan sawah yang semakin memprihatinkan. Menurutnya, jika tidak ada langkah cepat, ancaman gagal panen sudah di depan mata.
“Sawah kami kering luar biasa. Padi tidak bisa tumbuh dengan baik. Banyak petani sudah resah, bahkan pesimis, kalau keadaan ini terus berlanjut,” ujar Zuhaimi kepada Dialeksis, Minggu (17/8).
Ia kemudian mengusulkan agar aparatur desa berinisiatif mencari solusi dengan melibatkan pihak kecamatan. Menurut Zuhaimi, dana desa bisa diarahkan untuk membantu kebutuhan petani menghadapi krisis air.
“Dana desa itu kan untuk kepentingan rakyat. Maka sebaiknya dipakai untuk membeli selang, mesin pompa, atau menggali kolam penampungan air. Dengan begitu, kekeringan bisa sedikit teratasi,” katanya.
Zuhaimi menekankan, penggunaan anggaran desa yang tepat sasaran akan memberi dampak nyata bagi kesejahteraan masyarakat. Ia berharap, para pemangku kepentingan di tingkat desa dan kecamatan bisa segera duduk bersama untuk membahas langkah darurat mengatasi masalah air ini.
“Kalau dana desa dimanfaatkan untuk kebutuhan petani, tentu akan langsung terasa manfaatnya. Paling tidak, keresahan kami bisa sedikit berkurang,” tambahnya.
Hingga kini, para petani di Aceh Besar masih menanti respons dari pemerintah desa dan kecamatan. Mereka berharap ada kebijakan cepat agar lahan pertanian tidak sepenuhnya gagal produksi akibat kemarau panjang.