Yayasan Panglima Laot Aceh, Dua Dekade Mencerdaskan Anak Nelayan
Font: Ukuran: - +
Reporter : Arn
DIALEKSIS.COM | Aceh - Selama lebih dari dua dekade, Yayasan Pangkal Meuruno Anak Nelayan (YPMAN) Panglima Laot Aceh telah menjadi pionir dalam upaya mencerdaskan generasi penerus nelayan Aceh melalui program beasiswa yang komprehensif.
Miftahuddin Cut Adek, Ketua Panglima Laot Aceh, melalui Dialeksis.com (14/07/2024) berbagi informasi, mengungkapkan bahwa sejak tahun 2002 hingga 2024, YPMAN telah menyalurkan beasiswa kepada lebih dari 58.000 penerima.
"Program ini mencakup beasiswa reguler dari tingkat SD hingga perguruan tinggi, serta beasiswa khusus untuk pesantren, Sekolah Usaha Perikanan Menengah (SUPM) Ladong, Sekolah Tinggi Perikanan Jakarta, dan program Hafiz/ah," jelas Miftahuddin saat dihubungi Dialeksis.com.
Untuk tahun ajaran 2024/2025, YPMAN telah mengalokasikan beasiswa bagi sekitar 3.000 anak nelayan Aceh dari jenjang SD hingga perguruan tinggi. Program ini diluncurkan pada Februari 2024 di Hotel Kyriad Muraya, Banda Aceh.
Miftahuddin merinci besaran beasiswa yang diberikan: Rp 60.000 per bulan untuk tingkat SD, Rp 80.000 untuk SMP, Rp 100.000 untuk SMA, dan Rp 150.000 untuk perguruan tinggi. Dana tersebut ditransfer langsung ke rekening penerima setiap enam bulan sekali.
Salah satu penerima beasiswa, Annisah, mahasiswa Politeknik Ahli Usaha Perikanan Jakarta jurusan Teknologi Akuakultur asal Kota Langsa, berbagi pengalamannya kepada Kompas.
"Beasiswa ini bukan sekadar bantuan finansial, tapi juga motivasi besar bagi kami, anak-anak nelayan, untuk bermimpi lebih tinggi," ujar Annisah.
"Saya bisa kuliah di Jakarta dan belajar teknologi modern untuk mengembangkan sektor perikanan di Aceh nantinya, semua berkat dukungan YPMAN."
Annisah menambahkan bahwa beasiswa ini telah mengubah paradigma banyak keluarga nelayan di Aceh.
"Dulu, banyak yang berpikir anak nelayan hanya bisa jadi nelayan. Sekarang, kami punya kesempatan untuk menjadi ilmuwan, pengusaha, atau bahkan pemimpin di bidang kelautan dan perikanan," tuturnya penuh semangat.
Atas tindakan Panglima Laot peduli urusan pencerdasan anak bangsa, Prof. Dr. Syamsul Rijal, M.Ag. Guru besar Filsafat Islam pada Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry, menilai program YPMAN sebagai model pemberdayaan masyarakat pesisir yang patut dicontoh.
"Ini bukan sekadar program charity, tapi investasi jangka panjang untuk SDM Aceh. Dengan pendidikan yang baik, anak-anak nelayan ini bisa menjadi agen perubahan untuk modernisasi sektor kelautan dan perikanan Aceh," ujarnya.
Lebih lanjut, Prof. Syamsul menekankan pentingnya pendampingan berkelanjutan bagi para penerima beasiswa. "Selain bantuan finansial, mereka perlu mentoring dan pelatihan soft skill agar bisa bersaing di era global," sarannya.
Masih menurut Prof. SyamsulAnak nelayan yang terdidik dapat menjadi penerus tradisi dan budaya maritim. Kemudahan mereka mengakses dunia pendidikan pada gilirannya mereka dapat melestarikan pengetahuan dan keterampilan tradisional, serta mengembangkannya dengan pendekatan modern.
“Dengan bekal pengetahuan mereka sampai strata Perguruan Tinggi akan membantu anak nelayan mengembangkan kemampuan kepemimpinan dan pengambilan keputusan,” terangnya.
Dirinya berharap dengan bekal ilmu hard skill dan soft skill yang mereka peroleh saat kuliah, mereka dapat berperan dalam organisasi nelayan, pemerintah daerah, dan lembaga terkait untuk memajukan sektor perikanan.
Prof Syamsul juga mengapresiasi inisiatif YPMAN Panglima Laot membantu pendidikan anak nelayan bukan sebatas membangun kesadaran terkini bahwa mereka diperhatikan namun juga bahwa masa hadapan mereka punya potensi besar menggerakan sektor maritim
Sementara itu, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Aceh, Aliman, S.Pi., M.Si, menyambut baik inisiatif sekaligus mampu dijalankan YPMAN.
"Program ini sejalan dengan visi pemerintah untuk memajukan sektor kelautan dan perikanan Aceh. Kami berharap para penerima beasiswa ini kelak bisa berkontribusi nyata dalam pembangunan blue economy Aceh," ujarnya.
Dengan konsistensi program selama lebih dari 20 tahun, YPMAN Panglima Laot Aceh telah membuktikan komitmennya dalam membangun generasi penerus yang berkualitas. Inisiatif ini tidak hanya membuka akses pendidikan bagi anak-anak nelayan, tetapi juga menanamkan harapan akan masa depan yang lebih cerah bagi masyarakat pesisir Aceh.