Yayasan Khadam Indonesia Gelar Smong Fest untuk Peringati 20 Tahun Tsunami Aceh
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Yayasan Khadam Indonesia menggelar Smong Fest di Museum Tsunami Aceh pada Sabtu (14/12/2024), untuk memperingati 20 tahun tragedi tsunami yang melanda Aceh.
Acara ini didukung oleh dana dari Indonesiana, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), dengan tema "Kebangkitan dan Harapan."
Ketua Yayasan Khadam Indonesia, Muhammad Ikbal, mengatakan bahwa Smong Fest bertujuan untuk mengenang peristiwa tsunami 26 Desember 2004 sekaligus menginspirasi generasi muda Aceh untuk memahami pentingnya mitigasi bencana.
“Kami percaya sudah saatnya kita bangkit, begitu juga dengan generasi muda Aceh,” ujar Ikbal.
Smong, yang berarti gelombang besar dalam bahasa lokal Simeulue, digunakan sebagai peringatan dini tsunami yang diwariskan turun-temurun sebagai kearifan lokal masyarakat setempat. Ikbal menambahkan bahwa banyak generasi muda Aceh, terutama yang lahir setelah tsunami, belum mengetahui sejarah tersebut.
“Kami ingin memperkenalkan sejarah ini kepada mereka melalui pendekatan budaya lokal,” tambahnya.
Smong Fest diisi dengan berbagai kegiatan edukatif, seperti workshop tentang tsunami, seni, dan budaya. Acara ini bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai sejarah, pentingnya mitigasi bencana, dan kearifan lokal kepada generasi muda.
Sebagai bagian dari acara, pada 21-22 Desember mendatang akan digelar perlombaan kreatif seperti lomba drama, puisi, dan melukis. Lomba ini diharapkan dapat menarik minat anak-anak sekolah dan mahasiswa untuk lebih memahami sejarah tsunami dan mitigasi bencana melalui seni.
“Kami berharap anak-anak sekolah, mahasiswa, dan masyarakat muda Aceh dapat berpartisipasi aktif dan mengambil manfaat dari kegiatan ini,” kata Ikbal.
Smong Fest mendapatkan sambutan positif dari peserta. Helen Purnama Imelda Sirait, salah seorang peserta, mengaku terinspirasi dan memperoleh banyak ilmu baru mengenai mitigasi bencana. “Ini pengalaman yang sangat seru dan membuka wawasan kami tentang tsunami yang sebelumnya hanya kami ketahui dari buku dan cerita,” pungkasnya.[]