Beranda / Berita / Aceh / Yayasan Geutanyoe Apresiasi Keberhasilan Polisi Ungkap Anak Aceh Korban TPPO

Yayasan Geutanyoe Apresiasi Keberhasilan Polisi Ungkap Anak Aceh Korban TPPO

Rabu, 08 Januari 2025 19:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Naufal Habibi

Koordinator Pencegahan TPPO dari Yayasan Geutanyoe, Reza Falevi. Foto istimewa.


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Koordinator Pencegahan TPPO dari Yayasan Geutanyoe, Reza Falevi memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Polda Aceh.

Diketahui, Seorang anak berusia 13 tahun asal Aceh Besar berhasil diselamatkan dari jeratan sindikat tindak pidana perdagangan orang (TPPO). Anak tersebut ditemukan di Digital Airport Hotel, Soekarno-Hatta, Jakarta, saat menunggu penerbangan ke Balikpapan. 

Berkat kerja cepat Kepolisian Daerah (Polda) Aceh, aksi sindikat ini berhasil digagalkan sebelum korban dipindahkan lebih jauh.

"Saya, Reza Fahlevi, selaku Koordinator Pencegahan TPPO dari Yayasan Geutanyoe, sangat mengapresiasi langkah cepat Polda Aceh dalam menggagalkan aksi sindikat perdagangan orang ini. Kasus ini mengingatkan kita semua tentang pentingnya pengawasan dan perlindungan terhadap anak-anak, terutama mereka yang berasal dari daerah rawan,” ujarnya kepada Dialeksis.com, Rabu, 8 Januari 2024.

Menurut Reza, tindakan sigap aparat merupakan bukti nyata komitmen mereka dalam melindungi masyarakat, khususnya anak-anak yang rentan menjadi korban kejahatan kemanusiaan. Yayasan Geutanyoe juga menegaskan kesiapannya untuk bekerja sama dengan pihak berwenang dalam memastikan pemulihan dan keselamatan korban.

Anak tersebut kini berada di bawah perlindungan pihak berwenang untuk mendapatkan pendampingan hukum dan psikologis. Pendampingan ini bertujuan membantu korban pulih dari trauma serta memastikan keadilan atas apa yang telah dialaminya.

“Kami menyerukan kepada masyarakat untuk lebih waspada dan segera melaporkan aktivitas mencurigakan yang berpotensi melibatkan perdagangan orang. Mari bersama kita jaga anak-anak kita dari ancaman kejahatan ini,” tambah Reza.

Dalam dua tahun terakhir, Yayasan Geutanyoe telah melakukan 10 kali sosialisasi terkait bahaya TPPO di berbagai kabupaten di Aceh. Program ini melibatkan masyarakat setempat dan bertujuan meningkatkan pemahaman serta kewaspadaan terhadap ancaman sindikat perdagangan orang.

Selain itu, yayasan tersebut juga mengadakan pelatihan kampanye media bagi anak muda. Langkah ini dirancang untuk memberdayakan generasi muda agar ikut berperan dalam mencegah TPPO, sekaligus memperkuat jaringan pencegahan di tingkat komunitas.

"Kasus ini kembali menyoroti urgensi peningkatan pengawasan terhadap anak-anak, terutama mereka yang tinggal di wilayah rawan. Sinergi antara aparat, organisasi masyarakat, dan masyarakat luas sangat diperlukan untuk menekan angka kejahatan perdagangan orang di Aceh dan Indonesia pada umumnya," pungkasnya.

Keyword:


Editor :
Alfi Nora

riset-JSI