Minggu, 12 Oktober 2025
Beranda / Berita / Aceh / YATTA Aceh Dorong Anak Muda Jadi Penggerak Isu Kesehatan di Aceh

YATTA Aceh Dorong Anak Muda Jadi Penggerak Isu Kesehatan di Aceh

Sabtu, 11 Oktober 2025 23:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Naufal Habibi

Komunitas anak muda yang tergabung dalam Youth Action On Tactical Transformation (YATTA) Provinsi Aceh melaksanakan penguatan kapasitas aktivis kesehatan Yatta di Aula Mini Teater Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah I, Banda Aceh, Provinsi Aceh, Sabtu (11/10/2025). [Foto: Naufal Habibi/dialeksis.com]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Komunitas anak muda yang tergabung dalam Youth Action On Tactical Transformation (YATTA) Provinsi Aceh melaksanakan penguatan kapasitas aktivis kesehatan Yatta di Aula Mini Teater Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah I, Banda Aceh, Provinsi Aceh, Sabtu (11/10/2025).

Ketua YATTA Aceh, Muhammad Hafiz Daniel, menjelaskan bahwa komunitas ini hadir sebagai ruang bagi generasi muda untuk meningkatkan kapasitas diri sekaligus memperjuangkan isu-isu kesehatan secara strategis dan berkelanjutan.

“Tujuan dari kegiatan peningkatan kapasitas aktivis yang kami lakukan adalah untuk meningkatkan kapabilitas teman-teman di komunitas YATTA, agar mampu menyuarakan isu-isu kesehatan dengan kemampuan komunikasi publik yang baik,” ujar Hafiz dalam wawancara dengan media dialeksis.com.

Menurutnya, kegiatan ini tidak sekadar membekali anggota dengan kemampuan berbicara di depan umum, tetapi juga mendorong mereka menghasilkan riset, opini, dan tulisan-tulisan reflektif yang bisa menjadi bahan bacaan dan rujukan masyarakat.

“Kami ingin masyarakat memahami bahwa isu kesehatan adalah sesuatu yang layak diperjuangkan dan menjadi bagian penting dari pembangunan Aceh,” tambahnya.

Untuk saat ini, YATTA Aceh masih berfokus pada isu pengendalian tembakau, yang menurut Hafiz merupakan persoalan mendesak di Aceh. Di berbagai daerah, konsumsi tembakau masih tinggi, bahkan di kalangan remaja.

Selain itu, YATTA juga tengah memperluas perhatiannya ke isu stunting dan ketenagakerjaan di bidang kesehatan, terutama terkait ketidaksetaraan hak dan kesejahteraan tenaga kesehatan.

“Kami berharap bisa menjadi mitra kolaboratif dan perpanjangan tangan dari lembaga kesehatan, baik di Banda Aceh maupun di tingkat provinsi. Ke depan, kami ingin aktif mensosialisasikan dan menyuarakan isu-isu kesehatan langsung ke akar rumput,” ujarnya.

Bagi Hafiz, pelibatan masyarakat khususnya anak muda sangat penting. Mereka adalah kelompok yang paling dekat dengan realitas sosial di lapangan dan memiliki semangat untuk bergerak.

“Kita butuh orang-orang muda yang turun langsung di tengah masyarakat, yang mampu menyuarakan hak-hak di bidang kesehatan dengan pendekatan yang lebih segar dan taktis,” kata dia.

Dalam pandangan Hafiz, berbicara soal isu kesehatan di Aceh masih sering dianggap hal yang tabu. Beberapa topik seperti bahaya rokok, kesehatan reproduksi, atau kesehatan mental kerap dipandang bertentangan dengan budaya setempat.

“Padahal, kalau kita melihatnya dari perspektif hak dasar manusia, hidup sehat adalah hak personal setiap individu. Ini bukan hal yang harus dihindari, tapi justru harus digaungkan,” tegasnya.

Ia juga berharap pemerintah dapat membuka ruang dialog dengan komunitas-komunitas muda seperti YATTA. “Kami ingin pemerintah mendengarkan aspirasi kami. Mendengarkan tulisan, riset, dan advokasi yang dilakukan anak-anak muda. Karena selama ini, perhatian terhadap isu kesehatan masih sering dikesampingkan,” katanya.

Menurut Hafiz, banyak pihak di Aceh yang lebih fokus pada isu ekonomi, tanpa menyadari bahwa kesehatan justru merupakan pondasi pertumbuhan ekonomi itu sendiri.

“Kalau kita mampu membangun sumber daya manusia yang sehat, produktivitas ekonomi juga akan meningkat. Kesehatan adalah investasi jangka panjang,” ujarnya.

YATTA Aceh berdiri sejak tahun 2024, dan dalam waktu singkat telah melakukan berbagai kegiatan advokasi, diskusi publik, hingga sosialisasi langsung kepada masyarakat.

Gerakan ini mengusung prinsip perubahan taktis, perubahan yang dilakukan melalui langkah kecil, konsisten, dan terukur.

“Kami bukan sekadar komunitas aktivis. Kami adalah sekelompok anak muda yang ingin membuktikan bahwa gerakan kecil pun bisa berdampak besar jika dilakukan dengan niat tulus dan strategi yang tepat,” tutup Hafiz. [nh]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
bank aceh