DIALEKSIS.COM | Jantho - Dalam upaya mewujudkan Aceh Besar sebagai lumbung pangan daerah dan nasional, serta berdasarkan hasil rapat turun sawah yang digelar Pemerintah Kabupaten Aceh Besar pekan lalu, kini para petani sudah memulai tahapan menggarap tanah untuk tanam Garapan Kedua (GADU) tahun 2025.
Selain mengejar panen GADU pada pertengahan bulan Agustus tahun ini, Pemkab Aceh Besar juga berharap bisa dilakukan tanam Rendengan pada awal September dengan target panen di akhir Desember 2025. Hal itu sebagaimana disampaikan Koordinator Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Kecamatan Simpang Tiga Aceh Besar, Khaidir di Lambaro, Kamis (1/5/2025).
"Sesuai dengan arahan pimpinan, kita akan mengawal terus supaya tidak ada kendala yang berarti dalam mewujudkan 3 kali panen pada tahun ini, khususnya di Kecamatan Simpang Tiga ini. Artinya sesuai jadwal yang telah diberikan, saat ini kita sudah masuki tahapan bajak dan persemaian dengan target panen pada pertengahan agustus. Sehingga awal September bisa masuki tanam rendengan dengan target panen akhir Desember 2025," tuturnya.
Ia mengaku bersama para penyuluh dan mantri tani akan terus mengawal, dan mencermati setiap proses yang akan dilakukan bersama para petani agar capaian target Presiden Prabowo swasembada pangan dapat terwujud.
"Kita bersama-sama akan terus mengawal, semoga saja target Pak Presiden Prabowo dapat terwujud khususnya di Aceh Besar," kata Khaidir.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pertanian Aceh Besar, Jakfar, SP MSi menekankan pentingnya sinergi lintas sektor dalam mendukung keberhasilan musim tanam tahun ini. Ia melaporkan bahwa hingga saat ini, ketersediaan pupuk, benih, dan alat mesin pertanian (alsintan) dinilai cukup untuk mendukung masa tanam tahun 2025.
Namun, ia juga mengakui bahwa terdapat beberapa kendala terkait alsintan milik pemerintah, terutama karena usia pakainya yang sudah tua dan sebagian mengalami kerusakan mesin.
“Meski begitu, Alhamdulillah, alsintan yang dimiliki oleh kelompok tani masih berfungsi dengan baik dan tetap mendukung aktivitas pertanian di lapangan. Dinas Pertanian Aceh Besar pun terus berupaya memberikan dukungan terbaik demi kemajuan sektor pertanian, dengan target hasil panen yang dapat mencapai delapan hingga sepuluh ton per hektar,” jelasnya.
Senada dengan itu, tenaga ahli dari Kementerian Pertanian, Hendri Sosiawan, mengapresiasi langkah pemerintah Aceh Besar yang responsif terhadap kebijakan pusat. Ia mengungkapkan bahwa saat ini daerah bisa langsung mengakses program pusat tanpa harus melalui prosedur berjenjang seperti dulu.
“Sekarang kabupaten bisa langsung berkoordinasi dengan pusat. Ini mempercepat implementasi program strategis seperti tanam serentak,” tegasnya.
Hendri juga menekankan pentingnya pemetaan wilayah tanam potensial.
“Kecamatan dengan luasan sawah terbesar harus menjadi prioritas tanam serentak. Kita harus kawal dari proses olah tanah sampai panen,” tambahnya sambil menyampaikan pesan Menteri Pertanian agar rapat ini menghasilkan keputusan konkret dan dapat diimplementasikan secara nyata.[*]