Beranda / Berita / Aceh / Warga Tolak rencana Walikota Banda Aceh Studi Banding Bioskop ke Arab Saudi

Warga Tolak rencana Walikota Banda Aceh Studi Banding Bioskop ke Arab Saudi

Senin, 19 Maret 2018 16:12 WIB

Font: Ukuran: - +

Ilustrasi: abouther.com

Dialeksis.com, BANDA ACEH - Rencana Walikota Banda Aceh untuk melakukan studi banding ke Arab Saudi dalam rangka mempelajari bagaimana peraturan soal bioskop di sana, menuai respon negatif dari sejumlah warga Kota Banda Aceh.

Seperti dinyatakan Tokoh Pemuda Banda Aceh , Oryza Keumala, yang mempertanyakan mengapa harus jauh ke jazirah arab untuk studi bioskop. Sebab dinilai tidak efisien dan efektif dari segi anggaran. Yang paling penting menurutnya Pemko harus menciptakan jaminan iklim investasi yang sehat agar investor mau mendirikan bioskop di Ibukota Provinsi Aceh ini.

"mengenai wacana studi banding ke arab menyangkut soal bioskop, kenapa tidak ke malaysia yang dekat,  lebih efektif dan efisien secara anggaran.  kalau memang serius ingin ada bioskop  Banda Aceh dan jika ada yang mau investasi bioskop, harus ada jaminan iklim investasi yang sehat,  baik dari regulasinya maupun aspek hukumnya" ujarnya kepada Dialeksis, Senin (19/03/2018).

Oryza Keumala, Tokoh Pemuda Banda AcehOryza Keumala, Tokoh Pemuda Banda Aceh

Meskipun  begitu, Warga kampung lamtemen barat ini mengapresiasi langkah pemko yang mulai melirik pemenuhan kebutuhan rekreatif bagi warga kota.

"kita mengapresiasi langkah pemko dalam pemenuhan kebutuhan warga kota yang beragam. memang itu (bioskop-red)  menjadi salah satu kebutuhan di kota berkembang seperti banda aceh, namun tentunya setelah hak-hak dasar warga kota lain dapat terpenuhi" imbuhnya.

Hal senada diungkapkan warga Kota Banda Aceh lainnya, Teuku Muhammad Jafar Sulaiman. Dirinya mempertanyakan urgensi studi banding bioskop ke Arab saudi.

"Ke Arab Saudi apanya yang ingin dilihat? Desainkah? Bentuk? Konsep, atau apa? Sebab bila berbicara bioskop bukankah saat ini banyak sekali rujukan di berbagai wilayah. saya rasa tidak perlu jauh studi banding ke Arab saudi hanya untuk mendirikan sebuah bioskop. Lagipula Kita punya karakter budaya sendiri yang memiliki pola dan ritme kultur yang tidak sama dengan budaya arab saudi. Saya mengusulkan kalau memang pihak pemko Banda Aceh serius mau menghadirkan bioskop di Banda Aceh maka  buat saja Bioskop Syariah. Bukankah hal tersebut dapat menjadi destinasi pariwisata Banda Aceh ke depan." tuturnya.

Teuku Muhammad Jafar Sulaiman, warga Kota Banda AcehTeuku Muhammad Jafar Sulaiman, warga Kota Banda Aceh

Antropolog Aceh, Teuku Kemal Fasya, mengungkapkan terkait studi banding bioskop tersebut harusnya pemko Banda Aceh melihat wilayah atau negara yang secara karasteristik kebudayaan dekat dengan Aceh yang kental dengan nuansa melayu.

"karakter Aceh kental dengan nuansa keislaman  dengan karakter budaya melayu. Lantas, kenapa tidak studi banding  di wilayah  yang memiliki kedekatan budaya dengan karasteristik Keislaman sekaligus melayu, seperti Malaysia misalnya. Bila ingin melihat ke dalam negeri juga bisa di gugusan pulau Sumatera seperti Palembang. Di Sumatera Barat malah kabarnya bioskop juga sudah berdiri. kenapa tidak ke wilayah seperti itu malah ke Arab Saudi? "ujar Kemal heran.

Kemal juga menyatakan bahwa studi banding ke arab saudi dari segi anggaran akan memakan biaya yang tidak sedikit.

"Berapa SPPDnya itu (pergi ke arab saudi-red) ? jangan jangan biaya keberangkatan kesana setara dengan satu buah rumah orang miskin. Andai anggaran studi banding dialihkan untuk penghijauan Banda Aceh saya kira lebih baik. Dari segi anggaran, saya rasa studi banding kesana kurang patut. " jelasnya.

Disisi lain, Kemal mengakui bahwa kehadiran bioskop selain strategis bagi ekonomi Aceh juga dapat mencegah lubernya perputaran uang orang Aceh di luar Aceh

"Bioskop terkait dengan perputaran ekonomi masyarakat. Bila sektor ekonomi kreatif ini serius dihidupkan maka menjadi salah satu daya ungkit ekonomi Aceh sekaligus mencegah masifnya peredaran uang  keluar Aceh. Saya hitung ada miliaran rupiah yang mengalir ke luar Aceh hanya untuk menonton bioskop. Untuk tiket dan  akomodasi misalnya.  Coba lihat pejabat kita setiap keluar Aceh pasti menyempatkan diri nonton bioskop. Karena di Aceh tidak ada bioskop. Jangan berpikiran negatif karena sekarang ini tidak ada lagi yang putar film porno. Dilarang itu" kata Kemal.

Teuku Kemal Fasya, Antropolog AcehTeuku Kemal Fasya, Antropolog Aceh

Sebelumnya  Wali Kota Banda Aceh, Aminullah Usman mengatakan bahwa pihaknya akan melakukan studi banding ke Arab Saudi atau negara Islam lainnya dalam rangka mempelajari peraturan terkait bioskop di sana.

"Kesimpulannya kami sepakat untuk melakukan studi banding bersama ulama kita ke Arab Saudi atau negara Islam lainnya," jelasnya, Jumat (16/3) dalam program Wali Kota Menjawab yang disiarkan secara live oleh 10 radio di Banda Aceh. (ris).










Keyword:


Editor :
HARIS M

riset-JSI
Komentar Anda