kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Warga Pidie Maulid dan Pengukuhan KUPI di Jakarta

Warga Pidie Maulid dan Pengukuhan KUPI di Jakarta

Jum`at, 23 November 2018 16:47 WIB

Font: Ukuran: - +

Deklarasi Keluarga Ureung Pidie (KUPI) Se-Jabodetabek di Waroeng Kupi Awak Geutanuyoe, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Ahad (12/8/2018). Foto - Murizal Hamzah


DIALEKSIS.COM | Jakarta - Warga Pidie yang menetap di Jabodatabek akan mengadakan Maulid dan pelantikan pengurus Keluarga Ureung Pidie (KUPI) pada Minggu (25/11/2018) pagi di Kompleks Perumahan Anggota DPR Kalibata Jakarta.

"Pengukuhan dan pelantikan pengurus KUPI adalah yang pertama dilakukan. Pengurusnya berasal dari komunitas Pidie yang selama ini sudah membentuk komunitas berdasarkan kecematan," jelas Ketua Panitia Pelaksana Maulid dan Pelantikan KUPI Ir. H. Saiful Bahri didampingi Sekretaris Saifullah, SH, Jumat (23/11/2018).

Saiful mengulaskan maulid perdana ini diperkirakan akan dihadiri sekitar 1.000 undangan dengan mengundang berbagai ormas/komunitas lain. Dalam acara silaturrahmi ini, panitia mengundang penceramah DR Mufakhir Muhammad untuk memberi siraman rohani kepada undangan. Sedangkan pelantikan pengurus KUPI dilakukan oleh Bupati Pidie Abusyik.

"Melalui wadah ini, kita memperkuat silaturrahmi dan saling membantu sesama di perantauan dan memberikan konstribusi dalam pembangunan di Pudie," ajak Saiful yang diaminkan oleh Saifullah.

Sesepuh KUPI Ayah Mukhtar menuturkan salut kepada warga Pidie di perantauan. Mereka meuripe (bergotong-royong) mengumpulkan rezeki dari Rp 100 ribu hingga Rp 10 juta. Semangat kebersamaaan yang mendarah daging sejak dulu harus tetap dirawat dan ditumbuhkembangkan.

"Warga Pidie dengan bersemangat akan membawa idang yang berisi sie masak puteh, masak merah, ayam goreng dan lain-lain yang bisa dinikmati oleh lebih 50 undangan. Suasana maulid di Pidie di bawa ke Ibu Kota Negara RI," terang Ayah Mukhtar.

Hal senada juga disampaikan oleh Ketua Umum KUPI Muslim Armas yang didaulat sebagai Ketua Umum KUPI perdana. Menurutnya, Pidie telat membentuk komunitas di level kabupaten. Sementara kabupaten lain di Aceh sudah berjalan.

"Keberadaan KUPI ini sebagai wadah silaturrahmi sesama warga Pidie di perantauan. Melalui silaturrahmi teratur dan organisasi yang rapi, maka banyak hal yang bisa dilakukan untuk kebaikan warga Pidie di perantauan dan Pidie," jelasnya. (m)

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
Komentar Anda