Warga Banda Aceh Kesulitan Akses Ambulans, BFLF Minta Pemkot Peduli
Font: Ukuran: - +
Layanan ambulans BFLF. Foto: dok BFLF
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Sejumlah warga Kota Banda Aceh mengalami kesulitan dalam mendapatkan layanan ambulans, terutama bagi pasien dengan kondisi darurat. Blood For Life Foundation (BFLF) mencatat bahwa pasien yang mereka bantu umumnya berasal dari kawasan Lueng Bata, Ulee Kareng, dan Lampriet.
“Beberapa di antaranya adalah penderita stroke serta pasien hemodialisis (HD) yang mengalami pengapuran tulang. Mereka lumpuh,” kata Relawan BFLF, Muhammad Shobari di Banda Aceh, Kamis, 6 Februari 2025.
Shobari mengungkapkan bahwa masih banyak masyarakat yang tidak mengetahui adanya layanan ambulans gratis yang disediakan pemerintah. Hal ini terlihat dari banyaknya panggilan masuk ke BFLF dari warga yang meminta bantuan antar pasien ke rumah sakit menggunakan ambulans mereka.
"Selama ini banyak warga yang menghubungi kami untuk mendapatkan layanan ambulans, kita bantu tentunya, padahal pemerintah kota memiliki ambulans gratis. Sayangnya, tidak banyak yang tahu bagaimana cara mengaksesnya," ujar Shobari.
Ia menambahkan bahwa pasien yang membutuhkan ambulans sering kali berada dalam kondisi kritis, sehingga memerlukan transportasi yang aman dan sesuai standar medis.
Meski bisa saja menggunakan ojek online atau kendaraan pribadi, tapi layanan tersebut tidak bisa menggantikan peran ambulans yang dilengkapi dengan fasilitas medis.
“Bahkan, sangking tidak ada ambulans mereka rela pakai becak, bayangkan saja orang lumpuh naik becak ke rumah sakit,” ujarnya.
Menurut Shobari, keterbatasan informasi mengenai layanan ambulans gratis ini menjadi kendala utama bagi warga kota yang membutuhkan. Selain itu, kurangnya sosialisasi dari pemerintah kota juga menyebabkan masyarakat lebih memilih mencari bantuan dari lembaga sosial seperti BFLF.
"Ambulans yang biasa kami gunakan bisa saja dalam perbaikan. Kami tentu ingin selalu membantu warga, tetapi kapasitas kami juga terbatas. Jika tidak ada kolaborasi yang lebih luas, akan semakin banyak pasien yang kesulitan mendapatkan layanan ambulans," tambahnya.
Oleh karena itu, BFLF berharap Pemerintah Kota Banda Aceh lebih aktif dalam menyebarkan informasi mengenai layanan ambulans gratis. Selain memastikan ketersediaan ambulans yang memadai, pemkot juga diminta untuk membagikan kontak layanan ambulans secara luas agar warga mengetahui ke mana harus menghubungi saat membutuhkan.
"Kami ingin semua pihak berkolaborasi agar tidak ada lagi pasien yang terlambat mendapatkan bantuan hanya karena kendala transportasi. Jika pemerintah kota bisa lebih peduli, maka layanan ambulans dapat diakses lebih cepat dan tepat sasaran," tutup Shobari.