Ketua Umum Ikatan Mahasiswa Kota Banda Aceh (IKAMBA), M. Geubry Al Fattah Budian. [Foto: for dialeksis.com]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Ketua Umum Ikatan Mahasiswa Kota Banda Aceh (IKAMBA), M. Geubry Al Fattah Budian, menyatakan bahwa aksi simbolik Wali Kota Banda Aceh yang menaiki skylift dalam rangka penertiban baliho ilegal tidak dapat disebut sebagai pencitraan, melainkan bentuk sikap tegas dalam menjaga ketertiban dan estetika kota.
Meskipun Wali Kota tidak secara langsung menurunkan baliho, kehadiran simbolik tersebut merupakan pesan kuat terhadap pentingnya penegakan aturan dan penataan ruang publik.
“Itu bukan pencitraan, tapi sikap tegas seorang pemimpin dalam mendukung penegakan aturan. Pemerintah hadir bukan untuk anti-kritik, melainkan untuk menjaga ketertiban yang menjadi hak bersama,” tegas Geubry, Kamis (22/5/2025).
Ia juga mengingatkan bahwa kritik adalah bagian penting dari demokrasi, namun harus disampaikan secara substansial dan tidak menyerang pribadi.
“Kami di IKAMBA terbuka terhadap kritik, tapi mari kita tinggalkan kritik yang bersifat ad hominem. Fokus kita seharusnya pada program-program yang membangun, bukan pada polemik yang tidak substansial,” lanjutnya.
Geubry mengajak semua pihak, khususnya generasi muda dan mahasiswa, untuk terlibat aktif dalam mendorong kemajuan Kota Banda Aceh dengan cara yang positif, produktif, dan sesuai dengan aturan yang berlaku.
“Mari kita bergerak bersama, bukan hanya mengomentari. Kota ini milik kita semua, dan kemajuannya membutuhkan partisipasi nyata dari seluruh elemen masyarakat,” pungkasnya. [*]
Sebelumnya
