Wali Nanggroe Minta Optimalisasi Perbankan Syariah
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh – Wali Nanggroe Aceh Malik Mahmud Al Haytar meminta agar penerapan perbankan Syariah di Aceh dapat lebih ditingkatkan lagi.
Hal itu disampaikan Wali Nanggroe saat menerima audiensi pejabat BNI Syariah Aceh pada Sabtu (23/11/2019) di Kediaman Wali Nanggroe.
"Aceh adalah Nanggroe Syariah Islam. Penerapan syariat harus dioptimalkan dalam semua sendi kehidupan, termasuk di bidang perbankan," kata Wali Nanggroe sembari menambahkan bahwa Syariah tidak boleh dimaknai secara parsial, tapi harus menyeluruh di segala bidang, baik ekonomi, politik, sosial budaya, dan lingkungan hidup.
"Jadi Syariah bukan berarti cambuk atau hukuman semata, tapi mengatur seluruh tatanan kehidupan secara adil dan transparan. Islam itu universal. Sayangnya justru negara yang non Islam yang menerapkan prinsip-prinsip Islami. Sedangkan kita masih jauh tertinggal dalam aplikasi, meskipun piawai dalam dalam teori," kata Wali Nanggroe.
Sementara itu, kepada Wali Nanggroe, Direktur Utama BNI Syariah Abdullah Firman Wibowo memaparkan kiprah BNI Syariah, khususnya di Aceh dan Indonesia pada umumnya. Salahsatunya, saat ini BNI Syariah juga mengadakan pengelolaan infaq, sadaqah dan zakat.
"Nantinya akan digunakan sebagai waqaf bagi masyarakat. Umpamanya dengan mengelola tanah waqaf untuk kemudian membangun Rumah Sakit gratis yang operasionalnya bersumber dari infaq dan sadaqah," kata Abdullah.
Pada kesempatan tersebut, Abdullah juga menjelaskan peluang dan tantangan Perbankan Syariah di masa-masa mendatang. Di Aceh, kata Abdullah, BNI Syariah memiliki banyak keterkaitan dengan pembangunan. "Khususnya karena Aceh menerapkan Qanun Perbankan Syariah."
Selain Abdullah, dari BNI Syariah turut hadir pula, Moh. Samson (Pemimpin Divisi), Budi Aristianto (Pemimpin Divisi), Agus Sutantio (Ketua), dan Himawan Dwi Saputro (Deputy Regional Head Wilayah Barat).(rls)