kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Wali Nanggroe Dukung USK Jadi Pusat Riset Satwa Liar

Wali Nanggroe Dukung USK Jadi Pusat Riset Satwa Liar

Rabu, 18 Oktober 2023 23:15 WIB

Font: Ukuran: - +

Paduka Yang Mulia Wali Nanggroe Aceh, Tgk Malik Mahmud Al Haythar, mengisi Kuliah Umum Strategi Penguatan Edukasi dan Riset Konservasi Satwa Liar Berbasis Konsep One Health Melalui Sinergi dengan Para Pemangku Kepentingan di Aceh yang berlangsung di Auditorium FKH USK, Rabu (18/10/2023). [Foto: dok. FKH USK]


DIALEKSIS.COM | Aceh - Paduka Yang Mulia Wali Nanggroe Aceh, Tgk Malik Mahmud Al Haythar, mendukung sepenuh keberadaan Universitas Syiah Kuala (USK) sebagai Pusat Riset Satwa Liar guna mengembangkan ilmu pengetahuan.

Hal ini disampaikan Wali Nanggroe Aceh, saat mengisi Kuliah Umum Strategi Penguatan Edukasi dan Riset Konservasi Satwa Liar Berbasis Konsep One Health Melalui Sinergi dengan Para Pemangku Kepentingan di Aceh yang berlangsung di Auditorium FKH USK, Rabu (18/10/2023).

Kegiatan kuliah umum ini dilaksanakan dalam rangka memeriahkan HUT ke 63 Fakultas Kedokteran Hewan USK. Pada kesempatan tersebut, Paduka Wali Nanggroe Aceh, Tgk Malik Mahmud Al Haythar mengapresiasi luar biasa atas terselenggaranya kuliah umum ini. USK, khusus penelitian Fakultas Kedokteran Hewan harus terus menjaga kelestarian alam di Aceh.

“Riset-riset di Kawasan Leuser harus menjadi rujukan peneliti dunia. Saya yakin USK bisa berbuat banyak dalam pelestarian satwa liar di Aceh,” ucapnya.

Dekan FKH USK, drh. Teuku Reza Ferasyi, M.Sc, Ph.D mengatakan FKH USK telah berperan penting dalam mengatasi masalah Zoonosis, yaitu penyakit yang dapat menular dari hewan ke manusia dan sebaliknya melalui makanan(foodborne), udara (airborne) dan kontak langsung dengan hewan yang sakit.

Dirinya menilai, hubungan manusia, satwa liar, dan lingkungan dapat digambarkan di bawah konsep One Health. Konsep ini lebih menekankan kemanunggalan kesehatan manusia, kesehatan satwa, kesehatan tumbuh-tumbuhan, kesehatan lingkungan, dengan kesehatan planet bumi sebagai sebuah kesatuan.

Berkaitan dengan upaya konservasi berbasis konsep One Health, dalam hal ini para pemangku kepentingan terkait satwa liar diharapkan mampu mencegah, mendeteksi dan merespon serta melaporkan setiap ancaman penyakit infeksi emerging dan zoonosis di hot spot area. Khususnya di daerah-daerah yang masih memiliki banyak Kawasan koservasi satwa liar.

“Untuk penguatan pemahaman dan penerapan konsep tersebut maka perlu didukung Penguatan Edukasi dan Riset Konservasi Satwa Liar Berbasis Konsep One Health Melalui Sinergi dengan Para Pemangku Kepentingan,” tandasnya. [*]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda