Wafatnya Abu Kuta Krueng, Ketua MPU Aceh “Kita Kehilangan Ulama Panutan Ummat”
Font: Ukuran: - +
Reporter : Baga
Ketua MPU Aceh Tgk. H. Faisal Ali bersama Almarhum Abu Kuta Krueng. Foto: Kolase Dialeksis.com
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Berpulangnya ulama kharismatik Aceh Abu Kuta Krueng, telah membuat Pertiwi, khusunya Aceh kehilangan manusia yang menjadi panutan ummat, manusia yang tulus dan benar benar menjadi suri tauladan.
“Beliau sejak muda sampai menghembuskan nafas terahir adalah sosok manusia suci yang benar benar menjadi manusia suritauladan, ulama yang melayani ummat tanpa kenal lelah dan waktu,” sebut Ketua Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh, Tgk. H. Faisal Ali, Kamis (13/02/2025) menjawab Dialeksis.com.
Menurut Tgk Lim Faisal panggilan akrabnya dalam keteranganya kepada Dialeksis.com, duka yang mendalam menyelimuti seantaro Aceh, bahkan Pertiwi, ketika mendapat kabar ulama Kharismatik Aceh, Abu H Usman Bin Ali atau lebih dikenal dengan panggilan Abu Kuta Krueng, Pimpinan Dayah Darul Munawwarah ,Ulee Glee, Kuta Krueng, Pidie Jaya.
“Beliau semasa mudanya sampai beliau wafat adalah orang yang betyul betul tidak pernah berbicara untuk orang lain, kata kata yang keluar dari mulutnya tidak pernah membicarakan aib orang lain,” sebut Pimpinan Dayah Mahyal 'Ulum Al Aziziyah ini.
Menurutnya, beliau betul betul ulama yang saleh, banyak sekali suri tauldan yang dapat kita ambil dari beliau.
“Dari muda sampai berpulang selalu hidupnya dalam membantu orang. Membantu ummat. Dalam keadaan sakit saja beliau melayani masyarakat, walau uzur beliau tetap menerima masyarakat yang datang ke beliau,” sebut Ketua PWNU Aceh dengan suara yang agak berat, seperti menahan keluar air mata.
Menurutnya, ini sesuatu yang tidak ditemukan di tempat orang lain. Beliau tidak mengenal waktu istirahat, beliau tidak mengenal waktu malam. Kalau ada orang yang mengadu beliau senantiasa siap sedia menolong.
“Setiap kita datangi senantiasa memberikan nasehat kepada kita. Nasehat yang beliau sampaikan tidak ada hubunganya dengan politik, tidak ada hubunganya dengan ghibah, nasehatnya sangat luar biasa<” kata Sekjen HUDA ini.
“Beliau benar benar ulama saleh, bukan disaleh salehkan, namun betul betul beliau ulama yang saleh, doa doanya dikabulkan oleh Allah,” jelasnya
Ini duka besar bagi Aceh dan nasional, sudah semakin berkurang ulama panutan ummat ketika mereka satu persatu kembali keharibaan ilahi.
“Kita yang masih diberikan Allah kesempatan hidup, jadikanlah apa yang sudah diperbuat oleh ulama kharismatik ini menjadi suri tauladan. Beliu adalah manusia yang cukup besrih, beliau manusia tidak punya rasa benci dan dendam kepada orang, walau kadangkala orang tidak tidak faham tentang kehidupan beliau,” sebut Faisal Lim.
“Beliau selalu menasehati orang dan selalu menjadi pelajaran buat kita. Bagaimana kita mengikuti jejak beliau dalam rangka thaawut, memberi pertolongan kepada siapapun, dan kapanpun kepada setiap orang yang membutuhkan pertolongan,” sebutnya.
Almarhum Abu H Usman Bin Ali atau lebih dikenal dengan panggilan Abu Kuta Krueng, Pimpinan Dayah Darul Munawwarah ,Ulee Glee, Kuta Krueng, Pidie Jaya, wafat dalam perawatan di Rumah Sakit Umum dr Zainoel Abidin (RSUDZA) Banda Aceh pada Kamis (13/2/2025) sekitar pukul 04.30 WIB. ( Baga)