Beranda / Berita / Aceh / Wafatnya Abu Kuta Krueng: Hilangnya Sang Penyejuk bagi Aceh dan Indonesia

Wafatnya Abu Kuta Krueng: Hilangnya Sang Penyejuk bagi Aceh dan Indonesia

Kamis, 13 Februari 2025 09:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Arn

Pimpinan LPI Al Anshar Lambaro, Tgk Akmal Abzal. Foto: Ist



Artikel ini telah tayang di SerambiNews.com dengan judul Khutbah Jumat - Tgk Akmal Abzal: Setiap Manusia Memiliki Tanggung Jawab Cegah Kemaksiatan, https://aceh.tribunnews.com/2024/08/23/khutbah-jumat-tgk-akmal-abzal-setiap-manusia-memiliki-tanggung-jawab-cegah-kemaksiatan.

Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Yeni Hardika


DIALEKSIS.COM | Aceh - Wafatnya Ulama besar Aceh, Abu H. Usman Bin Ali atau yang akrab dikenal sebagai Abu Kuta Krueng, menyisakan duka mendalam tidak hanya bagi masyarakat Aceh tetapi juga bagi seluruh Indonesia. Sosok ulama yang telah menorehkan sejarah panjang sejak masa konflik, gempa bumi, tsunami, hingga masa damai yang kini dinikmati, kepergian beliau dianggap sebagai kehilangan yang amat besar.

Tgk. Akmal Abzal, S.HI, Pimpinan LPI Dayah Al Anshar Lambaro Aceh Besar, mengungkapkan,"Hilangnya sang penyejuk ini bagaikan hilangnya cahaya penuntun bagi umat. Abu Kuta Krueng selama ini telah menjadi panutan, tidak hanya karena ilmu dan tausiah-nya, tetapi juga karena keberaniannya memediasi dan membela masyarakat di tengah gejolak konflik."

Beliau menambahkan bahwa pengaruh Abu Kuta Krueng tidak hanya diikuti oleh umat, melainkan juga diharapkan dapat menjadi sumber inspirasi bagi pemerintah, penguasa, pengusaha, intelektual, dan tokoh masyarakat baik di dalam maupun luar Aceh.

"Semangat beliau untuk menyelamatkan nyawa dan harta rakyat di tengah penangkapan dan kematian yang terjadi tanpa proses hukum yang jelas, merupakan misi mulia yang jarang diambil oleh tokoh-tokoh lain pada masa tersebut," ujar Tgk. AkmalAbzal kepada Dialeksis.com (13/02/2025).

Pembelajaran hal patut di teladani menurut Tgk Akmal, meski peran mulia beliau kerap kali diselimuti kontroversi, dengan berbagai fitnah, hujatan, dan bahasa merendahkan yang dilontarkan oleh beberapa pihak, Abu Kuta Krueng tetap menunjukkan keikhlasan dalam membela umat.

"Walaupun dihadapkan pada opini dan narasi negatif, semangat beliau untuk memperjuangkan damai, kebangkitan, dan martabat Aceh tidak pernah surut. Hal inilah yang pada akhirnya membuahkan hasil dengan terhentinya konflik dan terwujudnya perdamaian," tambahnya.

Menurut Tgk. Akmal Abzal, magnet kepribadian Abu Kuta Krueng tampak jelas ketika seseorang hanya dengan bertatap muka dapat merasakan kedamaian dan kesejukan hati.

"Aura keikhlasan yang terpancar dari beliau seolah memberikan ketenangan tersendiri bagi siapa saja yang berjumpa dengannya. Kehilangan beliau, layaknya kehilangan penyejuk jiwa bagi umat, akan selalu dirasakan oleh setiap lapisan masyarakat Aceh," pungkasnya.

Masyarakat Aceh dan segenap umat Islam pun turut mendoakan,"Selamat jalan, Abu Penyejuk Hati. Semoga Allah mengkonversikan segenap amalan positif yang telah engkau laksanakan menjadi surga-Nya. Salam kami untuk baginda Rasulullah. Amin."

Diakhir Tgk Akmal menyampaikan kepergian Abu Kuta Krueng menjadi momentum refleksi tentang pentingnya peran pemimpin agama yang tidak hanya mengedepankan ilmu, namun juga keberanian dan ketulusan dalam membela kebenaran demi kebaikan umat.

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI