Waduk Paya Sikameng Jebol, 160 Hektar Sawah Warga Berlumpur
Font: Ukuran: - +
Reporter : Fajrizal
DIALEKSIS.COM | Bireuen - Petani asal Kecamatan Peudada, Kabupaten Bireuen mengeluh, pasalnya sawah mereka kini berlumpur. Lumpur itu berasal dari waduk Paya Sikameng.
Tahun 2018 lalu waduk Paya Sikameng itu jebol akibat banjir, sehingga lumpur mengalir ke sawah, diperkiran 160 hektar sawah warga berlumpur tidak bisa garap lagi.
Waduk itu sudah pernah dinormalisasi, tapi tidak maksimal, lumpur terus menumpuk di sawah warga.
Hal tersebut diungkapkan oleh Ayuraddin Tim Pendamping Masyarakat Paya Sikameng.
"Luapan lumpur dari waduk Paya Sikameng mengalir ke areal persawahan masyarakat. Sehingga dari 210 Hektar areal persawahan hanya 50 hektar yang bisa difungsikan. Sisanya tergenang lumpur," kata Ayuraddin.
Keluhan warga ini sudah sudah pernah disampaikan kepada Dinas Pertanian Bireuen, Namun sampai saat ini belum ada dilakukan pengerukan lumpur.
"Para petani di sini merugi, karena areal sawah tidak bisa difungsikan karena sudah tergenang lumpur," kata Ayurradin.
Sementara ketua Asosiasi Keuchik Kecamatan Peudada, Hurriman meminta Dinas Pertanian Bireuen untuk segera merespon permitaan para petani yang areal sawahnya tergenang lumpur disekitar waduk Paya Sikameng.
"Kalau tidak direspon keluhan petani. Nanti para petani akan datang ke dinas untuk mempertanyakannya,"kata Hurriman.
Sementara anggota DPRK Bireuen dari PAN Surya Yunus mengakui sudah menerima keluhan warga itu, dia mengaku akan memanggil kepala dinas pertanian. (faj)