Wabah PMK Masih Ada, Idul Adha Didepan Mata, Begini Kata Waled Nu
Font: Ukuran: - +
Reporter : fatur
Ulama Kharismatik, Tgk Nuruzzahri (Waled Nu). [Foto: Istimewa]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Idul Adha sudah ditetapkan pada 10 Juli 2022 berdasarkan hasil Sidang Isbat oleh Kemenag, pada Rabu (29/6/2022).
Hari Raya Idul Adha merupakan momen dimana masyarakat juga ikut berkurban. Namun, sebelum adanya penetapan tanggal Hari Raya Idul Adha wabah PMK terus merebak di seluruh Indonesia.
Banyak berspekulasi tahun ini perayaan Idul Adha banyak yang tidak bisa berkurban. Sejauh ini diketahui Pemerintah Indonesia sudah mengupayakan banyak hal agar penyebaran PMK ini bisa diminimalisir atau ditekan penyebarannya.
Dari membatasi pengiriman hewan ternak ke daerah lain, pemeriksaan yang rutin, pengobatan terhadap hewan ternak hingga mendatangkan dan melakukan Vaksinasi terhadap hewan ternak.
Himbauan juga sudah dilakukan terus sampai hari ini.
Salah satu Ulama Kharismatik, Tgk Nuruzzahri (Waled Nu) mengatakan hewan ternak untuk kurban itu seperti Sapi, Kambing, Kerbau, Domba dan hewan kurban tersebut harus dalam kondisi yang sehat sesuai aturan berkurban dalam agama Islam.
“Hewan kurban itu jangan sampai jadi malapetaka bagi orang yang mengkonsumsinya, karena itu harus dalam kondisi yang sehat,” ucapnya saat diwawancarai Dialeksis.com, Kamis (30/6/2022).
Dia juga mengatakan agar semua elemen terlibat dalam menjaga hewan ternak agar tetap dalam kondisi yang baik ketika memasuki momen Idul Adha atau momen kurban.
“Maka kesehatan hewan kurban ini sangat tergantung terhadap peternakan dimana hewan kurban itu berada (Kebersihan, kesehatan, dan kesterilan peternakan), dan kesehatan hewan kurban juga harus dipastikan oleh tenaga medis,” sebutnya.
“Jika masih ada yang sakit (Terkena wabah atau tidak sehat), maka itu diluar kehendak, oleh karena itu penting sekali semuanya terlibat dalam hal ini, menjaga sudah pasti, memastikan agar hewan tersebut dalam keadaan sehat,” ujarnya.
Dia mengharapkan, jangan hanya karena adanya Wabah PMK kurban tidak dilaksanakan sama sekali.
“Jangan karena ada virus tersebut, kurban tidak ada, kurban itu harus ada. Agar kurban ini bisa menjadi manfaat bagi yang menerima, maka dokter hewan atau tenaga medis harus memastikan hewan ternak harus dipastikan dalam kondisi yang sehat dengan dibuktikan adanya sebuah laporan atau sertifikat terhadap hewan tersebut,” jelasnya.
Ia juga menghimbau agar masyarakat tidak takut berkurban di hari raya Idul Adha. [ftr]