Utusan Khusus Prabowo Temui Wali Nanggroe Aceh, Bahas Otsus dan Pilkada
Font: Ukuran: - +
Fauka Noor Farid, utusan khusus Presiden Prabowo Subianto untuk Pilkada Aceh, bertemu dengan Wali Nanggroe Aceh, Paduka Yang Mulia Malik Mahmud Al-Haythar. [Foto: Instagram @humaswalinanggroe]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Fauka Noor Farid, utusan khusus Presiden Prabowo Subianto untuk Pilkada Aceh, bertemu dengan Wali Nanggroe Aceh, Paduka Yang Mulia Malik Mahmud Al-Haythar, di Meuligoe Wali Nanggroe, Lampeuneurut, Banda Aceh, Senin (18/11/2024).
Pertemuan ini membahas sejumlah isu strategis, mulai dari keamanan pelaksanaan Pilkada hingga keberlanjutan dana otonomi khusus (Otsus) Aceh.
Fauka, yang dikenal sebagai mantan anggota Tim Mawar Kopassus, menegaskan pentingnya menjaga stabilitas Aceh menjelang Pilkada serentak. Ia menyampaikan pesan langsung dari Presiden Prabowo untuk memastikan pelaksanaan Pilkada yang damai dan kondusif.
“Kita sepakat untuk menciptakan Pilkada damai dan menjamin agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Pesan Pak Presiden, Aceh harus menjadi daerah yang besar, rakyatnya sejahtera, dan tetap damai,” kata Fauka.
Komitmen Pembangunan Aceh
Dalam pertemuan tersebut, Fauka juga menyoroti peran dana Otsus yang disebutnya sebagai komitmen pemerintah pusat untuk mendorong percepatan pembangunan di Aceh. Ia menekankan pentingnya kolaborasi semua pihak agar dana tersebut benar-benar dimanfaatkan untuk kesejahteraan rakyat Aceh.
“Dana Otsus ini adalah amanah dari pemerintah pusat untuk mempercepat pembangunan. Mari kita bekerja sama agar Aceh semakin maju dan makmur,” ujarnya.
Fauka juga mengapresiasi kinerja institusi keamanan seperti Kepolisian Daerah (Polda) Aceh dan Komando Daerah Militer (Kodam) yang menurutnya sudah berhasil menjaga stabilitas di Aceh.
“Sudah ada Kapolda dan Pangdam yang bekerja baik. Ini cukup untuk membuat Aceh tetap aman,” tambahnya.
Sementara itu, Wali Nanggroe Malik Mahmud mengungkapkan optimismenya terhadap pelaksanaan Pilkada serentak di Aceh. Menurutnya, pengalaman Aceh dalam menyelenggarakan tiga kali Pilkada pasca-perdamaian Helsinki menjadi modal kuat untuk menciptakan situasi yang kondusif.
“Selama ini, Pilkada di Aceh berlangsung aman dan terkendali. Insyaallah, kali ini juga akan demikian,” ujar Malik.
Terkait pembahasan dana Otsus, Malik menegaskan bahwa dana tersebut diperuntukkan untuk kesejahteraan seluruh masyarakat Aceh, bukan hanya eks-kombatan.
“Kombatan dulu berjuang untuk rakyat, bukan untuk diri sendiri. Dana ini harus dimanfaatkan untuk membangun Aceh yang lebih baik,” papar Wali Nanggroe. [*]