UTU Gelar Seminar Nasional Dalam Pengembangan Masyarakat Pesisir
Font: Ukuran: - +
Sebanyak 200 peserta mengikuti seminar nasional tentang komunikasi Digital Dalam Pengembangan Masyarakat Pesisir, yang diadakan Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Teuku Umar Meulaboh, Acara seminar ini berlangsung di Gedung Integratif Lantai 2 Aula Kampus UTU Rabu 9 Maret 2022. [Foto: Istimewa]
DIALEKSIS.COM | Meulaboh - Sebanyak 200 peserta mengikuti seminar nasional tentang komunikasi Digital Dalam Pengembangan Masyarakat Pesisir, yang diadakan Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Teuku Umar Meulaboh, Acara seminar ini berlangsung di Gedung Integratif Lantai 2 Aula Kampus UTU Rabu 9 Maret 2022.
Berdasarkan rilis yang diterima Dialeksis.com, Senin (14/3/2022), menurut keterangangan ketua Prodi Ilmu Komunikasi, Putri Maulina , M. I. Kom. didampingi ketua HIMAKOM FISIP UTU, Veo Chandra, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan rangkaian dari peringatan jelang sewindu penegerian UTU yang dikemas dalam konsep welcome Party. Adapun beberapa kegiatan dimaksud diawali Komunikasi Expo ke 4 tahun 2022 yang berisikan ekspresi kreativitas dan inovasi dari mahasiswa/I baik dari lingkup maupun diluar lingkup UTU yang didukung penuh oleh PT Pegadaian syariah Meulaboh, berlangsung sejak 6 s/d 9 Maret 2022. Serta diakhiri dengan acara Musyawarah Besar HIMAKOM UTU untuk memilih pengurus baru sebagai peremajaan ormawa. Keseluruhan rangkaian kegiatan ini, merupakan kolaborasi dan sinergitas antara Prodi Ilmu komunikasi, Senat Prodi serta HIMAKOM FISIP UTU.
Dekan FISIP, Basri SH., MH, dalam laporannya menyampaikan bahwa dalam rangka pengembangan prodi sekaligus untuk wadah magang bagi mahasiswa nantinya, akan ditandatangani MOA antara FISIP dengan Dinas Kominsa Aceh, serta SPK Prodi Ilmu Komunikasi dengan Dinas Kominsa Aceh. Serta dilanjutkan dengan Seminar Nasional yang diikuti oleh para mahasiswa/I Ilmu Komunikasi, juga para dosen di lingkup FISIP UTU. Saat ini FISIP UTU memiliki mahasiswa yang jumlahnya mencapai 2000, terbagi dalam 4 program studi yang semuanya memiliki akreditasi B, yaitu Ilmu Administrasi Negara, sosiologi, Ilmu Komunikasi dan ilmu Hukum..
Sementara itu, Rektor UTU, Prof Jasman J Ma’ruf, SE., MBA, dalam sambutan sekaligus membuka acara seminar menjelaskan bahwa tema hari ini menyangkut tentang bagaimana kita bangun Komunikasi Digital untuk Pengembangan Masyarakat Pesisir memiliki keselarasan dengan core product UTU, yaitu agro and marine industry, UTU harus menjadi sumber inspirasi dan referensi dan inspirasi di sektor industri berbasis agro dan marine..berbicara marine tentunya berkaitan dengan nelayan, agro berbicara tentang pertanian.. penekanan industry disini adalah bagaimana meng hilirisasi hasil-hasil pertanian dan perikanan, jadi bukan saja berbicara tentang budi daya dibidang pertanian dan perikanan kelautan, tidak saja bicara tentang panen dan ekspor.
Sehingga adik-adik mahasiswa harus berpikir jauh bagaimana mengkreasi menemukan kreatifitas hasil-hasil pertanian dan perikanan dijadikan produk-produk yang memiliki nilai tambah dan memiliki varian produk dari sebuah industri. Untuk itu perlunya multi disiplin ilmu dimana ilmu terintegrasikan, yang salah satunya prodi ilmu komunikasi memiliki tugas membackup core product UTU tentang Agro and Marine Industri, yaitu mengedukasi masyarakat pertanian dan pesisir untuk gaul ataupun melek terhadap komunikasi digital sehingga memiliki outcome dan output dalam efisiensi dan efektifitas terhadap hasil-hasil pertanian dan perikanan di masyarakat pesisir.
Pada sesi pertama adalah Kepala Dinas Komunikasi Informatika dan Persandian Aceh, Marwan Nusuf, B. Saat ini pemerintah mencanangkan tentang cakap digital. Kalau kilas balik di tahun 2020 kita mengalami masa yang dikategorikan panic yang diakibatkan oleh Pandemik Corona. Dinas Kominsa Aceh saat itu dituntut untuk melakukan terobosan teknologi informasi agar pertemuan pimpinan, gubernur bersama walikota dan bupati bisa dilakukan secara virtual, bukan tatap muka yang dikenal daring atau via zoom. Karena kita mampu melakukan komunikasi digital dengan menggunakan infrastruktur IT yang bagus atau digitalisasi yang didukung dengan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE).
Untuk itu, sangat diperlukan juga adanya suprastruktur yaitu perlunya payung hukum, seperti kerjasama yang dilakukan oleh Dinas Kominsa Aceh dengan Prodi ilmu Komunikasi, serta FISIP UTU. Yaitu penandatangan MOU dan SPK. Infostruktur adalah penggunaan aplikasi pemerintah Aceh yang harus memiliki rekomendasi Kementerian Infokom RI, serta mampu memberikan akses pelayanan komunikasi dan informasi yang maksimal, baik pada level G to G maupun G to U. Selanjutnya, saat ini tim Dinas Kominsa Aceh, sedang melakukan upaya pengembangan smart city untuk dua kabupaten dan kota di Aceh. Selain itu bagi adik-adik mahasiswa/I Ilmu Komunikasi pentingnya memahami, digital ethic, digital law, digital culture. Khusus kampus UTU, kami melihat adanya kampus yang terintegratif termasuk dalam penggunaan teknologi informasi ataupun digitalisasi. Apresiasi kepada Rektor UTU atas kesempatan bersama-sama duduk dan berbicara tentang teknologi informatika di kampus yang berada di kawasan pantai barat Selatan Aceh.
Kemudian, Pada sesi terakhir tampil, Doktor kamaruzzaman, M.A yang juga dosen dan peneliti kawakan dari UIN Ar Raniry Banda Aceh. Dalam presentasinya, menjelaskan Komunikasi Digital kita saat ini dipertontonkan dahsyatnya fenomena The Power of followers dan the power of sharing. Adanya perbedaan keseharian yang dijumpai pada seseorang, antara saat di jagat maya dengan dunia nyata. Selain itu, di masyarakat dijumpai pula adalah masyarakat yang cepat emosi atau yang baper. Sehingga dalam fenomena komunikasi digital pesan saya kepada ade2x mahasiswa/I Ilmu Komunikasi pentingnya memahami beberapa kategorisasi. Yaitu generasi fast learners, yaitu kalangan yang sangat cepat sekali dalam belajar, yang selalu ada fast angry, dimana sebagai dosen juga kita harus menjaga emosi saat berhadapan dengan adik-adik mahasiswa, selanjutnya ada generasi fast food, yang pada masa sekarang bisa mengakses di internet tentang resep masakan kuah pliek ue (khas Aceh), tanpa bersusah payah bertanya atau bertemu dengan yang ahli masakan Aceh. Fast Respond, sehingga tidak memiliki kehatian-hatian dalam berdigital, yang penting sudah bersosialisasi di jagat maya tanpa mau tau resiko yang ditimbulkan.
Ada beberapa catatan dalam cara pandang tentang dari kota menuju ruang privat, semakin diterima fenomena Werd Society, apakah masih perlu kita belajar di kampus, serta harapan menjadi PNS atau menjadi Youtuber. Untuk itu peran strategis dari kampus UTU khususnya adik-adik mahasiswa ilmu komunikasi menempati posisi terdepan dalam membawa transformasi komunikasi digital dalam pengembangan masyarakat pesisir.
Seminar nasional ini mendapat antusiasme dari para peserta, dimana sejak awal hingga akhir acara, terlihat sangat menikmati sekaligus aktif berinteraksi dalam sesi tanya jawab, dengan apa yang disajikan oleh para pemateri. Rangkaian seminar nasional ini dipandu Said Fadhlain, S. IP., M.A, yang juga dosen ilmu komunikasi dan dijuluki maestro moderator oleh kedua pemateri tersebut. Acara ditutup dengan foto bersama. []