Beranda / Berita / Aceh / USK Berhasil Raih Penghargaan Kampus Terbaik Penanganan Stunting dari BKKBN

USK Berhasil Raih Penghargaan Kampus Terbaik Penanganan Stunting dari BKKBN

Rabu, 05 Juli 2023 22:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Kepala BKKBN Pusat, Dr (HC) dr Hasto Wardoyo SpOG(K), menyerahkan piagam penghargaan kepada USK sebagai PTN terbaik penanganan stunting yang diterima dosen USK, dr Ichsan MSc SpKKLP Subsp.FOMC, di Kota Palembang, Sumatera Selatan, pada Selasa (4/7/2023). [Foto: IST]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Universitas Syiah Kuala (USK) berhasil meraih penghargaan sebagai perguruan tinggi negeri terbaik di Indonesia dalam upaya penanganan stunting. Penghargaan ini diberikan oleh Kepala BKKBN Pusat Dr.(HC). dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG. (K) kepada Dosen USK dr. Ichsan, M.Sc.SpKKLP.Subsp.FOMC pada rangkaian kegiatan Hari Keluarga Nasional ke-30 pada 4 Juli 2023 di kota Palembang.

Rektor USK Prof. Dr. Ir. Marwan menyampaikan rasa syukur dan terima kasih atas penghargaan yang diberikan kepada USK ini. Menurut Rektor, penghargaan ini merupakan buah dari komitmen USK yang selama ini telah berperan aktif dalam pencegahan stunting khususnya di Aceh.

Rektor menjelaskan, selama ini USK telah bersinergi dengan berbagai pihak dalam melaksanakan lima pilar percepatan penurunan stunting di Aceh. Dalam Kerja sama antara Forum Rektor Indonesia dan BKKBN pusat, USK telah mengambil peran aktif dengan membentuk Konsorsium Perguruan Tinggi Aceh untuk percepatan penurunan stunting.

Konsorsium ini beranggotakan 19 kampus di Aceh dengan USK sebagai koordinatornya. Konsorsium ini terbukti semakin efektif dalam bersinergi dengan pemerintah kabupaten/kota di Aceh.

“Maka penghargaan ini sejatinya adalah hasil dari kerja kolektif kita bersama, dalam ikhtiar menurunkan angka stunting khususnya di Aceh,” ucap Rektor.

Dekan Fakultas Kedokteran US, Prof. Dr. dr. Maimun Syukri, SpPD-KGH yang berperan sebagai penanggungjawab tim Stunting USK menjelaskan, FK USK sudah mulai mendampingi kabupaten Pidie dalam penanggulangan stunting sejak tahun 2019.

“Saat itu stunting masih belum familiar dalam masyarakat kita, dan melalui kerja sama dengan Direktorat Gizi KEMENKES RI, USK sudah ikut mendampingi penyusunan regulasi dan program konvergensi stunting di daerah,” terangnya.

Bahkan USK telah dipercaya oleh pemerintah pusat menjadi tuan rumah Forum Nasional Gizi (Fornas Gizi) pada Oktober 2019 lalu. Selanjutnya, USK membentuk Tim Ahli penanggulangan stunting yang terdiri dari dokter spesialis anak (SpA), dokter spesialis kandungan (SpOG), dokter spesialis gizi klinik (SpGK), dokter spesialis kedokteran keluarga layanan primer (SpKKLP) dan ahli Kesehatan masyarakat (Public Health). Tim Ahli ini telah berkontribusi dan bersinergi dengan pemerintah pusat daerah dalam program-program penurunan prevalensi stunting di Aceh.

Selanjutnya, Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) USK Prof. Dr. Taufik Fuadi Abidin, S.Si., M.Tech menjelaskan, salah satu bentuk komitmen lainnya USK terhadap pencegahan stunting adalah dengan memasukan tema stunting dalam program Kuliah Kerja Nyata (KKN).

“Program KKN tematik yang dilaksanakan USK telah bersinergi dengan Program Mahasiswa Penting (Peduli Stunting) yang dijalankan oleh BKKBN,” ucapnya.

Saat ini sudah lebih dari 7.372 mahasiswa KKN USK diturunkan dalam program Mahasiswa Penting tersebut. Mereka tersebar pada berbagai kabupaten/kota tempat pelaksanaan KKN USK selama ini. Di antaranya Bener Meriah, Bireuen, Aceh Tamiang, Banda Aceh, Pidie, Pidie Jaya dan Aceh Besar.

“Semoga ke depannya ada lebih banyak kabupaten/kota di Aceh yang mengoptimalkan fungsi perguruan tinggi dalam penanggulangan stunting ini,” ucap Taufik.

Dr. Ichsan selaku Ketua Konsorsium PT Aceh untuk Percepatan Penurunan Stunting sesuai menerima penghargaan tersebut mengatakan, USK patut berbangga atas prestasi ini. Mengingat ada 180 PTN dan PTS di Indonesia yang ikut program ini.

“Penghargaan ini tentu semakin menguatkan komitmen USK untuk terus berperan aktif dalam mencegah stunting. Baik melalui riset, pendampingan konvergensi program intervensi gizi spesifik dan sensitif, maupun implementasi kajian akademis lainnya,” ucapnya.[*]

Keyword:


Editor :
Alfi Nora

riset-JSI
Komentar Anda