Minggu, 28 Desember 2025
Beranda / Berita / Aceh / Update Bencana Banjir Sumatera, Korban Meninggal di Aceh Capai 511 Jiwa

Update Bencana Banjir Sumatera, Korban Meninggal di Aceh Capai 511 Jiwa

Sabtu, 27 Desember 2025 20:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Naufal Habibi

Konferensi pers pembaruan penanganan bencana Aceh dan Sumatra yang digelar pada Sabtu, 27 Desember 2025, dan disiarkan secara langsung melalui kanal YouTube Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi). [Foto: Tangkapan layar media dialeksis.com]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Bencana hidrometeorologi yang melanda sejumlah wilayah di Indonesia dalam beberapa waktu terakhir telah menimbulkan dampak kemanusiaan yang sangat besar.

Provinsi Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat menjadi wilayah paling terdampak dengan ribuan korban jiwa serta ratusan ribu warga terpaksa mengungsi.

Hal tersebut disampaikan dalam konferensi pers pembaruan penanganan bencana Aceh dan Sumatra yang digelar pada Sabtu, 27 Desember 2025, dan disiarkan secara langsung melalui kanal YouTube Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi), sebagaimana dilansir oleh Dialeksis.com.

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan (Kapusdatinkom) BNPB, Abdul Muhari, mengatakan bahwa hingga saat ini proses pencarian dan pertolongan korban masih terus dilakukan di sejumlah titik terdampak.

“Beberapa lokasi pencarian dan pertolongan masih berlangsung. Saat ini pemerintah daerah juga sedang melakukan proses identifikasi dan pencocokan data terhadap jasad korban banjir,” ujar Abdul Muhari.

Ia menegaskan bahwa upaya pencarian korban hilang akan terus dilakukan secara maksimal dengan melibatkan seluruh unsur terkait.

“Pencarian akan terus kami lakukan sampai seluruh korban ditemukan. Ini menjadi prioritas utama pemerintah bersama tim gabungan di lapangan,” tegasnya.

Berdasarkan data perkembangan harian yang disampaikan BNPB, Provinsi Aceh menjadi wilayah dengan jumlah korban paling besar. Tercatat sebanyak 511 orang meninggal dunia, 31 orang dinyatakan hilang, dan 429.577 jiwa mengungsi akibat bencana banjir dan longsor.

Di Aceh, Kabupaten Aceh Utara menjadi daerah dengan dampak paling parah. Di wilayah ini, korban meninggal dunia mencapai 212 jiwa, 6 orang hilang, dan jumlah pengungsi mencapai 166.920 jiwa.

Posisi kedua ditempati Kabupaten Aceh Tamiang, dengan 88 korban meninggal dunia dan 150.484 jiwa mengungsi. Sementara itu, Kabupaten Aceh Timur mencatat 57 korban meninggal dunia dengan jumlah pengungsi sebanyak 20.537 jiwa.

Selain Aceh, bencana hidrometeorologi juga berdampak serius di Sumatera Utara. BNPB mencatat 365 orang meninggal dunia, 60 orang hilang, serta 10.354 jiwa mengungsi di provinsi tersebut.

Sementara di Sumatera Barat, jumlah korban meninggal dunia mencapai 262 jiwa, dengan 72 orang dinyatakan hilang dan 9.935 jiwa terpaksa mengungsi ke lokasi yang lebih aman.

Abdul Muhari menyebutkan bahwa kondisi cuaca ekstrem menjadi faktor utama yang memperparah dampak bencana di ketiga provinsi tersebut.

“Intensitas hujan yang tinggi dan berlangsung lama menyebabkan banjir besar serta longsor di banyak wilayah, sehingga berdampak pada korban jiwa dan kerusakan infrastruktur,” jelasnya.

Dalam konferensi pers tersebut, BNPB juga menyampaikan perkembangan status kebencanaan di daerah terdampak. Hingga saat ini, 19 kabupaten/kota telah menetapkan Status Transisi Darurat ke Pemulihan, yang terdiri dari 6 daerah di Aceh, 6 daerah di Sumatera Utara, dan 7 daerah di Sumatera Barat.

Selain itu, terdapat 4 kabupaten/kota yang masih dalam proses penetapan Status Transisi Darurat ke Pemulihan, yakni 1 daerah di Aceh, 2 daerah di Sumatera Utara, dan 1 daerah di Sumatera Barat.

Abdul Muhari menekankan bahwa penetapan status ini penting untuk mempercepat penanganan pascabencana, khususnya dalam pemulihan infrastruktur, pemenuhan kebutuhan dasar pengungsi, serta pemulihan ekonomi masyarakat.

“Fase transisi ini menjadi jembatan penting dari tanggap darurat menuju pemulihan. Pemerintah pusat dan daerah terus bersinergi agar proses pemulihan dapat berjalan lebih cepat dan tepat sasaran,” pungkasnya. [nh]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI