Unsyiah Pastikan Tidak Naikan Uang Kuliah
Font: Ukuran: - +
Kolase foto Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Provinsi Aceh, Mohamad Irawan dan Gedung Rektorat Unsyiah. [Dok. Dialeksis]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Badan Pusat Statistik (BPS) pusat menyebutkan ada 19 kota yang mengalami kenaikan uang kuliah seperti Banda Aceh, Lhokseumawe, Bukittinggi, Bengkulu, Batam, DKI Jakarta, Bogor, Jember, Semarang, Surabaya, Mataram dan Sorong.
Hal ini diakibat inflasi pada September yakni sebesar 0,62 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 106,87 pada bulan sebelumnya menjadi 107,53.
Menyikapi hal tersebut, Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Provinsi Aceh, Mohamad Irawan saat dikonfirmasi Dialeksis.com, Sabtu (3/10/2020) menjelaskan, di Banda Aceh tidak ada kenaikan uang kuliah terutama di Universitas Syiah Kuala yang menjadi sample pantauan BPS pusat tersebut.
"Di Banda Aceh tidak ada kenaikan baik negeri maupun swasta. Di Lhokseumawe cuma naik uang pangkal," jelas Irawan.
Ia menambahkan, BPS pusat melakukan pantauan pada 90 kota pantauan inflasi. Tiap kota, tergantung dari masing-masing kota, jika kota itu besar maka bisa jadi sample universitasnya banyak.
"Kalau di Kota Banda Aceh ini kita ada dua swasta dan dua negeri yang jadi sample. Kalau secara nasional, bisa banyak berarti. Jadi ada 90 kota pantauan inflasi dan tergantung banyaknya jumlah universitas di kota tersebut. Jumlah universitas bisa ratusan," jelas Irawan.
"Intinya tidak hanya negeri, tapi juga swasta sebagai sample-nya. Dan Unsyiah tidak mengalami kenaikan uang kuliah" tambahnya.
Selanjutnya, Rektor Universitas Syiah Kuala, Prof Samsul Rizal menegaskan kalau universitas yang dipimpinnya tidak mengalami kenaikan uang kuliah.
"Tahun ini pendapatan Unsyiah berkurang sekitar 30 persen dari uang kuliah, namun Unsyiah tidak ada kenaikan uang kuliah. Saya tidak tahu di universitas negeri lainnya dan swasta," pungkas Rektor Unsyiah Prof Samsul Rizal.