Unsyiah Kukuhkan Tiga Guru Besar
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh- Universitas Syiah Kuala kembali mengukuhkan tiga Guru Besar melalui Sidang Senat Terbuka yang dipimpin oleh Rektor Unsyiah Prof.Dr.Ir. Samsul Rizal, M.Eng di Gedung AAC Dayan Dawood. Mereka adalah Prof. Dr. Mahidin, S.T., M.T, Prof. Dr. Muhammad Adam, S.E., MBA dan Prof. Dr. dr. Mohammad Andalas, Sp.OG. (Kamis, 29/9).
Ketiga Guru Besar ini kemudian menyampaikan orasi ilmiahnya. Di mulai dari Prof. Dr. Mahidin, S.T., M.T dengan judul Peluang dan Tantangan dalam Pemanfaatan Sumber Daya Energi Baru dan Terbarukan. Lalu Prof. Dr. Muhammad Adam, S.E., MBA dengan judul Orientasi Pasar, Budaya Bisnis dan Peningkatan Kinerja Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Aceh.
Dilanjutkan Prof. Dr. dr. Mohammad Andalas, Sp.OG. dengan judul Peningkatan Kualitas Tenaga Ilmu Kesehatan Reproduksi dalam Upaya Menurunkan Angka Kematian Ibu dan Risiko Persalinan Prematur.
Rektor menjelaskan, dengan pengukuhan ini maka jumlah total Guru Besar di Unsyiah menjadi 56 orang. Rektor juga berharap, tiga fakultas di Unsyiah yaitu Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Fakultas Keperawatan serta Fakultas Kedokteran Gigi untuk segera memiliki Guru Besar yang pertama kalinya.
Rektor optimis, bahwa jumlah Guru Besar Unsyiah akan terdongkrak dengan tinggi pada tahun mendatang.
"Potensi ke arah itu masih sangat tinggi. Karena saat ini sebanyak 463 orang dosen sudah berjabatan Lektor Kepala, yaitu jabatan terakhir sebelum naik ke level guru besar," kata Rektor.
Rektor mengungkapkan, bahwa tahun ini Unsyiah memasuki Periode ke-3 Master Plan pengembangan Universitas. Fokus institusi saat ini bukan lagi hanya pada peningkatan jumlah program studi bernilai akreditasi A, tetapi juga sudah mulai berupaya untuk memiliki minimal lima program studi yang bertaraf internasional, minimal di tingkat Asia Tenggara.
"Target ini sama sekali tidak mudah, namun demikian, merujuk pada potensi yang kita miliki, dengan energi baru dari tiga professor yang dikukuhkan hari ini, serta didukung oleh semangat kejujuran, keikhlasan, dan kebersamaan, Insya Allah target ini akan mampu kita capai," kata Rektor.
Rektor sangat mengapresiasi kepakaran dari ketiga Guru Besar Unsyiah yang baru ini. Misalnya kepakaran yang dimiliki Prof. Dr. Mahidin di bidang sumber daya terbarukan memang sedang menjadi perhatian dunia, seiring menipisnya energi minyak bumi.
Menurut Rektor, selain batubara, biomassa juga dianggap akan menjadi salah satu sumber energi utama di masa depan. Namun pemanfaataannya belum optimal karena proses kedua sumber energi ini membutuhkan teknologi dan metode yang efektif dan efisien.
"Oleh karena itu kepakaran Prof. Dr. Mahidin, insya Allah akan menjadi salah satu simpul penting untuk menemukan formulasi teknologi serta metode pemanfaatan kedua sumber energi ini," kata Rektor.
Begitu pula dengan kepakaran Prof. Dr. Muhammad Adam, S.E., MBA, di mana UMKM memainkan peranan yang strategis dalam menunjang perekonomian serta membuka lapangan kerja di beberapa daerah, termasuk Aceh.
Saat ini, UMKM di Aceh telah mampu menyerap tenaga kerja hingga 275 ribu orang. Namun demikian, ada banyak sekali permasalahan yang dihadapi oleh UMKM di Aceh, dan permasalahan ini sedikit banyak telah menurunkan kinerja UMKM tersebut.
"Kinerja UMKM bagaimanapun sangat dipengaruhi oleh orientasi pasar dan budaya bisnis secara agregat. Namun begitu, ada banyak keunikan yang masih harus diselami tentang pengaruh signifikan orientasi pasar dan budaya bisnis terhadap kinerja UMKM ini," kata Rektor.
Sementara itu, kepakaran Prof. Dr. dr. Mohammad Andalas, Sp.OG. juga sangat menarik, karena topik kesehatan reproduksi masih menjadi salah satu isu penting dalam masyarakat. Hal ini didasarkan pada fakta bahwa angka kematian ibu dan angka kematian bayi di Indonesia masih cukup tinggi, tidak terkecuali di Provinsi Aceh.
Maka pemahaman yang baik tentang ilmu kesehatan reproduksi bagi tenaga kesehatan reproduksi, serta bagi masyarakat sangat penting. Masyarakat idealnya memahami dengan baik kurun waktu usia reproduksi sehat, sehingga bisa merencanakan sebuah proses reproduksi yang tepat.
"Unsyiah memiliki potensi besar untuk berkontribusi dalam upaya penurunan angka kematian ibu dan risiko persalinan premature ini melalui kepakaran yang dimiliki oleh Prof. Mohammad Andalas. Pengembangan lebih lanjut riset ini pun bisa sangat relevan untuk didesiminasikan di tingkat regional dan internasional," pungkas Rektor. (Humas Unsyiah)