kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Unsyiah Laksanakan Sarasehan Dosen PAI Se Indonesia

Unsyiah Laksanakan Sarasehan Dosen PAI Se Indonesia

Sabtu, 03 Agustus 2019 07:42 WIB

Font: Ukuran: - +


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) menjadi tuan rumah pelaksanaan sarasehan dosen Pendidikan Agama Islam (PAI) di perguruan tinggi umum (PTU) se-Indonesia.

Sarasehan yang dilaksanakan Jumat (2/8/2019) di Ruang Multimedia RKU 1 Unsyiah, turut dihadiri Prof Dr Said Agiel Husein Al Munawar sebagai pemateri (guru besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan juga Menteri Agama RI Kabinet Gotong Royong periode 2001-2004).

Sarasehan ini bertemakan "Quo Vadis Dosen PAI di PTU" dengan narasumber seperti Dr Andy Hadiyanto (Sekjend Asosiasi Dosen Pendidikan Agama Islam Indonesia (ADPISI) Pusat), Dr Waway Qodratullah (Ketua pengembangan Organisasi ADPISI Pusat), Prof Dr Mustanir (Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) dan juga Ketua BKM Jamik Darussalam Unsyiah), serta turut dihadiri oleh Wakil Rektor 1 Unsyiah Prof Dr Marwan.

Prof Marwan dalam sambutanya menguraikan kembali betapa penting dan strategisnya dosen PAI ini untuk pengembangan akhlak dan karakter mahasiswa. Terutama sekali dalam menghadapi tantangan dan kemajuan zaman yang semakin kompetitif.

"Oleh karenanya bekal keimanan dan ketaqwaan merupakan pilar-pilar yang sangat diharapkan dimiliki oleh para mahasiswa di perguruan tinggi, khususnya perguruan tinggi umum baik di Aceh maupun Indonesia, untuk membentengi diri dari pengaruh dan budaya yang tidak sesuai dengan Islam," sebut Marwan.

Koordinator mata kuliah PAI Unsyiah, Ustadz Enzus Tinianus SH MHn yang juga hadir dalam arasehan itu, mengakui sangat gembira, karena momentumnya bersamaan denganMusabaqah Tilawatil Quran (MTQ) ke XVI tahun ini, dimana Unsyiah menjadi tuan rumah.

"Secara bersamaan dapat menggelar pertemuan dosen-dosen PAI se Indonesia yang kebetulan sebahagian besar mereka adalah official dari berbagai perguruan tinggi yang menjadi peserta MTQ kali ini," sebut Ustadz Enzus.

Menurut Ustadz ini, pertemuan dosen-dosen PAI ini juga merupakan salah satu sarana untuk saling bertukar informasi dan pengalaman dalam membimbing dan mendidik mahasiswa agar semakin cinta agama, bangsa dan negaranya.

"Apalagi akhir-akhir ini kita sering dituduh bahwa kampus-kampus negeri di Indonesia menjadi sarangnya gerakan radikalisme dan intoleran" katanya.

"Bagi kita, radikalisme dan intoleran adalah pemikiran dan sikap yang sangat merusak kehidupan agama, bangsa dan negara kita sendiri," jelasnya. 

Ustadz Enzus mensinyalir upaya-upaya menggiring opini seakan-akan kampus-kampus negeri sebagai kampus yang radikal adalah tuduhan yang sangat tendensius dan tidak menghargai pembinaan-pembinaan dengan pendekatan agama yang sedang begitu sungguh-sungguhnya dilakukan oleh dosen-dosen PAI di berbagai kampus PTU di Indonesia.

Kegiatan ini merupakan kerjasama UPT Mata Kuliah Umum Unsyiah dibawah pimpinan Dr. Teuku Muttaqin Mansur, bekerjasama dengan ADPISI Pusat. Dihadiri 150 orang peserta, terdiri dari dosen-dosen PAI di berbagai kampus di Aceh dan juga kampus-kampus lainnya di Indonesia.

Sarasehan ini juga dirangkai dengan pelatihan sertifikasi dan standarisasi bagi dosen-dosen PAI di Unsyiah dan beberapa kampus lain di Aceh.

Menurut Dr Rahmat Fadhil selaku sekretaris pelaksana kegiatan, sertifikasi dan standarisasi ini sangat penting dimiliki oleh para dosen-dosen PAI. Karena memang sebahagian besar pengajar mata kuliah PAI diperguruan tinggi umum adalah mereka-mereka yang tidak memiliki latar belakang pendidikan atau kesarjanaan agama.

Walaupun sebenarnya dosen-dosen PAI tersebut telah memiliki kompetensi da’i maupun ustadz melalui jalur non-formal. Oleh karenanya, melalui sertifikasi dan standarisasi ini diharapkan para dosen yang bukan lulusan perguruan tinggi agama akan mendapatkan pengesahan dan standarisasi setelah mengikuti proses sertifikasi ini.

ADPISI Aceh Dilantik

Bersamaan dengan kegiatan pertemuan dosen-dosen PAI se-Indonesia di Unsyiah ini, juga dilaksanakan pelantikan ADPISI Aceh periode 2019-2024. 

ADPISI merupakan wadah resmi yang menaungi seluruh dosen-dosen pengajar mata kuliah PAI di perguruan tinggi umum se-Indonesia.

Untuk Aceh baru kali ini dibentuk kepengurusannya dan sekaligus menjadi cabang dari ADPISI Pusat. Kepengurusan ADPISI Aceh periode pertama ini di ketuai oleh Prof Dr drh Muslim Akmal dari Unsyiah dengan wakil ketua Samwil, S.Pd.I, MA (Universitas Teuku Umar), sekretaris umum Dr Rahmat Fadhil (Unsyiah), wakil sekretaris Zulfahmi, M.Ag (ISBI Aceh), bendahara Enzus Tinianus, SH, MH (Unsyiah), wakil bendahara Zarkasyi SHI, M.HI (Unimal).

Selain itu kepengurusan ADPISI Aceh juga memiliki divisi-divisi dibawahnya, antara lain divisi pendidikan dan SDM, divisi pengembangan jaringan dan organisasi, divisi media dan publikasi, divisi penelitian dan kajian, dan divisi pengabdian masyarakat.

Sebagai ketua ADPISI Aceh perdana ini, Prof Dr drh Muslim Akmal dalam sambutannya mengingatkan bahwa ADPISI Aceh lahir untuk mewadahi dosen-dosen PAI pada perguruan tinggi umum se Aceh agar menjadi sarana saling menguatkan, berbagi pengalaman dan pengembangan kapasitas tenaga pengajar agar dari waktu ke waktu dapat menjadi semakin lebih baik dan berkualitas.

Selain itu keberadaan ADPISI Aceh diharapkan akan menjadi penggerak untuk mencari solusi atas berbagai permasalahan dalam mendidik mahasiswa-mahasiswa diberbagai perguruan tingi umum yang saat ini semakin marak semangat beragama.

Termasuk mengantisipasi terhadap berbagai pemikiran dan ajaran yang menyimpang, terutama pemahaman-pemahaman yang menjauhkan mereka dari hakikat dan Syariat Islam. "Semoga usaha ini menjadi amal jariah bagi kita semua,"sebut Muslim Akmal. (baga/rel) 


Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
Komentar Anda