kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Tujuh Daerah di Aceh Jadi Zona Kuning Covid-19

Tujuh Daerah di Aceh Jadi Zona Kuning Covid-19

Selasa, 22 Desember 2020 20:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Pemerintah Aceh, Saifullah Abdulgani. [Foto: Ist.]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Alhamdulillah, tujuh daerah kabupaten di Aceh menjadi zona kuning, atau zona risiko rendah peningkatan kasus Coronavirus Disease 2019 (Covid-19). Sementara itu, penderita infeksi virus corona yang dilaporkan sembuh bertambah 11 orang, kasus baru konfirmasi positif sebanyak 29 orang, dan tidak ada korban meninggal dunia. 

Ungkapan syukur itu datang dari Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Pemerintah Aceh, Saifullah Abdulgani, akrab disapa SAG, kepada awak media massa di Banda Aceh, Selasa, 22-12-2020, usai berkomunikasi dengan tenaga teknis analisis data Satgas Covid-19 Nasional. 

“Kita mendapat informasi yang sangat menggembirakan dan patut kita syukuri ini dari tenaga analis Satgas Covid-19 Nasional, dan belum ditampilkan di laman covid19.go.id," katanya. 

Ia menjelaskan, Satgas Covid-19 Nasional menganalisis data mingguan per 22 Desember 2020 tentang kondisi epidemiologis, surveilans kesehatan masyarakat, dan pelayanan kesehatan. 

Tujuh kabupaten di Aceh  berhasil mengoreksi nilai skornya dan menjadi lebih baik dibandingkan nilai minggu sebelumnya (perbandingan 13 Desember vs 22 Desember 2020). 

Ketujuh kabupaten yang sukses melepaskan diri dari zona oranye dan menjadi zona kuning, yakni Aceh Tenggara (2,39 vs 2,51), Aceh Barat Daya (2,35 vs 2,50), Aceh Tengah (2,12 vs 2,49), Aceh Selatan (2,24 vs 2,48), Bireuen (2,28 vs 2,45), Aceh Timur (2,33 vs 2,44), dan Gayo Lues (2,21 vs 2,42). 

Sementara itu,  16 kabupaten/kota lainnya masih berada di zona oranye, yaitu Nagan Raya (2,19 vs 2,40), Kota Langsa (2,17 vs 2,38), Kota Subulussalam (1,86 vs 2,37), Kota Sabang (2,26 vs 2,37), Aceh Utara (2,2 vs 2,37), Simeulue (2,29 vs 2,35), Aceh Barat (2,17 vs 2,33), dan Pidie Jaya (2,17 vs 2,33). 

Begitu juga Kota Banda Aceh (2,13 vs 2,29), Bener Meriah (2,13 vs 2,28), Aceh Jaya (2,16 vs 2,27), Kota Lhokseumawe (2,16 vs 2,27), Pidie (2,21 vs 2,24), Aceh Singkil (2,08 vs 2,23), Aceh Tamiang (2,06 vs 2,17), dan Aceh Besar (2,02 vs 2,16). 

“Melihat nilai skor kabupaten/kota di zona oranye juga semuanya meningkat, kita optimis minggu depan daerah zona kuning bertambah lagi di Aceh,” ujar SAG. 

Menurut Juru Bicara Pemerintah Aceh itu, peningkatan nilai skor mingguan tersebut menunjukkan upaya pemerintah kabupaten/kota dan Satgas Covid-19 yang terus berjuang memperbaiki kondisi pandemi di daerahnya. 

Satgas Covid-19 kabupaten/kota bersama tim teknisnya melakukan testing, tracing, dan treatment. Sementara masyarakat disiplin menjalankan protokol kesehatan, seperti menjaga jarak dan tidak berkerumun, memakai masker, dan mencuci tangan dengan memakai sabun sesering mungkin. Satgas Covid-19 dan masyarakat harus bersinergi melawan pandemi di daerahnya. 

“Zona oranye bukan zona aman dan semua elemen masyarakat harus bahu-membahu untuk memperbaiki situasi tersebut, sehingga menjadi zona kuning minggu depan,” harapnya. 

Sebagaimana pernah diberitakan, Pakar Satgas Covid-19 Nasional menghitung indikator berdasarkan data surveilans dan database rumah sakit online Kementerian Kesehatan. Indikator epidemiologi, indikator surveilans kesehatan masyarakat, dan pelayanan kesehatan, diskoring dan pembobotan, kemudian dijumlahkan. 

Hasil penjumlahan nilai tersebut dikategorisasikan menjadi empat zona risiko; zona risiko tinggi (merah) : 0 - 1,80, zona risiko sedang (oranye): 1,81 - 2,40, zona risiko rendah (kuning): 2,41 - 3,0, dan zona tidak ada kasus (hijau): tidak tercatat kasus Covid-19 positif atau tidak ada penambahan kasus (konfirmasi) baru dalam empat minggu terakhir, dan angka kesembuhan 100%. 

“Data hasil skoring dan pembobotan setiap kabupaten/kota di atas penting bagi Satgas Covid-19 dan segenap komponen pemerintahan dan masyarakat, sehingga dapat menakar effort yang masih diperlukan untuk meninggalkan zona oranye dan naik ke zona kuning atau zona risiko rendah Covid-19,” tutur SAG. 

Kasus kumulatif 

Selanjutnya, seperti biasa, Juru Bicara Covid-19 Aceh itu melaporkan kasus akumulatif Covid-19, sejak kasus pertama diumumkan pada 27 Maret 2020 silam. Jumlah akumulatif kasus Covid-19 Aceh sudah mencapai 8.620 orang. Penderita yang dirawat saat ini 843 orang, sembuh 7.435 orang, dan 342 orang meninggal dunia. 

Kasus baru konfirmasi positif Covid-19 bertambah sebanyak 29 orang, yang meliputi warga Kabupaten Aceh Tamiang sebanyak tujuh orang, Kota Banda Aceh dan Pidie sama-sama lima orang. Warga Pidie Jaya dan Kota Langsa masing-masing empat orang. Warga Aceh Besar yang merupakan kasus baru positif Covid-19 sebanyak dua orang, warga Kabupaten Bireuen dan Aceh Tenggara sama-sama satu orang. 

Sementara itu, penderita Covid-19 yang dilaporkan sembuh bertambah lagi 11 orang, yang meliputi warga Kabupaten Nagan Raya dan Kota Langsa masing-masing tiga orang. Warga Aceh Barat Daya dan Aceh Tamiang juga sama-sama dua orang, serta satu orang lainnya merupakan warga Simeulue. 

“Tidak ada korban meninggal dunia akibat serangan virus corona dalam 24 jam terakhir,” tutur SAG. 

Lebih lanjut, Jubir Pemerintah Aceh itu mengatakan, kasus-kasus probable di Aceh secara akumulasi saat ini sebanyak 630 orang. Dari jumlah kasus probable tersebut, 33 orang dalam penanganan tim medis (isolasi RS), 542 sudah selesai isolasi, dan 55 orang meninggal dunia. 

Sedangkan jumlah kasus suspek di seluruh Aceh hari ini telah mencapai 4.915 orang. Dari jumlah tersebut, sebanyak 4.722 orang sudah selesai masa pemantauan (selesai isolasi), 165 orang dalam proses isolasi di rumah, dan 28 orang isolasi di rumah sakit.(*)

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda