DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Ratusan mahasiswa Universitas Jabal Ghafur (UNIGHA) Sigli memadati area makam ulama besar Aceh, Syekh Abdurrauf as-Singkili atau lebih dikenal dengan Syiah Kuala, dalam rangkaian acara pesijuk (tepung tawar) mahasiswa baru tahun akademik 2025.
Amatan media dialeksis.com, Minggu, 14 September 2025, suasana khusyuk terasa di kompleks Situs Cagar Budaya Makam Syiah Kuala, Gampong Deah Raya, Kecamatan Syiah Kuala, Kota Banda Aceh.
Selain mahasiswa UNIGHA, ratusan warga dari berbagai wilayah Aceh juga turut hadir berziarah, berzikir, hingga melaksanakan kenduri hajat.
Tradisi ini menjadikan kompleks makam Syiah Kuala tidak hanya sebagai destinasi religi, tetapi juga ruang penguatan identitas dan spiritualitas masyarakat Aceh.
Muhammad Iqbal, alumni UNIGHA sekaligus mantan Gubernur Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) tahun 2022, menuturkan bahwa kegiatan pesijuk di makam Syiah Kuala telah menjadi tradisi turun-temurun di lingkungan kampus mereka.
“Sejak awal berdirinya Fakultas FKIP UNIGHA, setiap tahun kami selalu membawa mahasiswa baru kemari untuk melaksanakan pesijuk. Tujuannya, agar mahasiswa mendapatkan keberkahan ilmu dari ulama besar Syiah Kuala yang menjadi panutan bangsa Aceh,” ujarnya kepada wartawan dialeksis.com.
Menurut Iqbal, pada tahun ini jumlah peserta mencapai sekitar 180 orang, termasuk mahasiswa baru, mentor, dan para alumni yang ikut mendampingi.
“Mungkin ada sedikit penurunan karena faktor ekonomi mahasiswa, tapi semangatnya tetap sama, yakni menjadikan acara ini sebagai momentum awal perjalanan akademik mereka,” tambahnya.
Ia menilai ziarah ke situs bersejarah ini juga dapat memotivasi generasi muda untuk mengenal sejarah Aceh sekaligus mengukuhkan jati diri mereka sebagai calon pendidik.
“Harapan saya, dengan melihat langsung peninggalan sejarah di sini, mahasiswa akan termotivasi menjadi generasi yang berguna bagi bangsa dan mulia di mata agama. Kelak mereka yang hari ini menjalani pesijuk bisa menjadi pemimpin bangsa dengan martabat,” pungkasnya.