Tour de Sabang Walau KTP Aceh Harus Bayar Juga
Font: Ukuran: - +
Tor De Sabang. [Foto: Tangkapan Layar]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Masyarakat yang ingin meramaikan event yang dilaksanakan Pemda Aceh Tour de Sabang (TdS) harus mikir - mikir mengikuti kegiatan ini, karena walau memiliki KTP Aceh namun harus juga membayar biaya pendaftaran.
Event tour internasional ini pendaftaranya mencapai Rp 500.000. Sementara event pemerintah ini yang ditenderkan, anggaranya terbilang besar mendekati Rp 2 miliar. Event internasional ini akan dilaksanakan pada November 2021 ini.
laman LPSE, Kejuaraan Open Tournamen Balap Sepeda Tour de Sabang (EO). [Foto: Tangkapan Layar]
“Walau orang yang memiliki KTP Aceh juga harus membayar, kapan kita bisa menikmati APBA. Dalam registrasi pendaftaran Aceh Package ini tertera nilai Rp 500 ribu, untuk musette bag, koas jersey, finisher medali,” sebut sumber Dialeksis.com yang gemar bersepeda, Kamis (11/11/2021).
Menurut sumber yang enggan jati dirinya disiarkan ini, seharusnya untuk rakyat Aceh jangan dikenakan biaya. Kapan lagi rakyat Aceh bisa menikmati event internasional ini. Karena untuk mengikutinya membutuhkan biaya yang lumayan besar.
Sekedar cacatan, sebelumnya di Gayo juga ada diadakan Tour de Gayo yang diselenggarakan pihak swasta, tidak menggunakan anggaran dari negara. Tour itu sukses, kali ini ada Tour de Sabang yang menggunakan anggaran APBA.
Tour ini awalnya direncanakan September, namun karena masih dalam kondisi pandemic, kegiatanya ditunda dan akan dilaksanakan pada September ini. Tour yang akan menjadi kebanggaan rakyat Aceh ini, para penggemar sepeda mengusulkan agar mereka yang ber KTP Aceh kiranya bisa digratiskan, karena anggaranya terbilang besar yang sudah disiapkan Pemda.
Menanggapi kegiatan ini, Alfian dari LSM MaTA ketika diminta pendapatnya dan mengatakan, kami melihat dinamika tingkat anggaran yang mereka susun yang mencapai angka Rp 2 Miliiar jelas itu namanya praktek pemborosan.
“Dugaan awal kita dana Pokir, tapi ini perlu dikonfirmasi lagi kepada Dinas terkait mengenai hal ini,” sebutnya kepada Dialeksis.com, Jumat (12/11/2021).
Daftar Jumlah hadiah yang didapat dalam event Tour de Sabang. [Foto: Ist]
Dirinya mengatakan, artinya dengan kondisi Aceh di tahun 2021, arah pembangunannya tidak terarah dan skala prioritas termasuk tidak sesuai dengan RPJMA yang sudah mereka susun sendiri.
“Apalagi adanya Anggaran soal event ini mencapai Rp 2 Milliar, jelas ini praktek pemborosan. Seharusnya bukan berarti bahwa tidak penting, itukan penting tapi bicara skala prioritas, pemerintah disini tidak dapat memenuhi, seharusnya mereka harus memenuhi skala prioritas dulu,” sebutnya.
Kemudian, Alfian mengatakan, makanya ini menjadi sebuah praktek pemborosan. “Semoga saja dalam hal ini, Dinas terkait dapat lebih transparan terkait event ini, apalagi disini kita melihat lebih besar biaya operasional daripada hadiah yang disediakan, publik bisa saja,” tambahnya.
Alfian nuga mengatakan, publik juga bisa mengatakan ini ada praktik mencari keuntungan secara ekonomi. “Apalagi ini mendaftar kita harus bayar lagi, makanya Dinas terkait harus menjelaskan dan memberi klarifikasi, kenapa event ini yang bukan skala prioritas itu dipertahankan, sementara yang skala prioritas malah banyak yang dibatalkan,” pungkasnya. [RED]