Beranda / Berita / Aceh / Tokoh Muda Aceh Ini Sebut Kecanduan Game Judi Online Lebih Bahaya dari Tsunami

Tokoh Muda Aceh Ini Sebut Kecanduan Game Judi Online Lebih Bahaya dari Tsunami

Selasa, 29 Desember 2020 18:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Ketua Dewan Pimpinan Pusat Pemuda Cinta Aceh, Sulthan Alfaraby. [IST]

DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Aceh telah diterjang gelombang tsunami pada 16 tahun yang lalu dan Kota Serambi Mekkah ini porak-poranda. Banyak yang menjadi korban meninggal dunia dalam bencana tersebut. Aceh menjadi lumpuh total dan banyak yang mengharapkan bantuan untuk korban yang masih bertahan.

Meski demikian, ternyata ada yang lebih berbahaya daripada tsunami Aceh yang terjadi pada tahun 2004 silam, yakni kecanduan game online berbau judi.

"Sekarang ada yang lebih berbahaya daripada tsunami Aceh yang terjadi waktu silam, yaitu kecanduan game smartphone berbau judi. Sekarang coba kita cek di warung-warung kopi, kita bakal menemukan banyak generasi muda yang bermain game berbau judi dan yang paling disayangkan itu mereka berasal dari generasi muda. Itulah 'tsunami' judi yang sedang menghancurkan kita," kata Sulthan Alfaraby, Tokoh Muda Aceh yang juga Ketua Dewan Pimpinan Pusat Pemuda Cinta Aceh (DPP PCA) kepada Dialeksis.com, Selasa (29/12/2020).

Ia melanjutkan, jika tsunami beberapa waktu lalu hanya sekali terjang dan menelan korban dalam satu waktu, namun berbeda dengan 'tsunami' judi yang satu ini, korbannya berkelanjutan dan bahkan ada yang rumah tangga rusak gara-gara permainan ini.

"Kasihan anak-anak ditelantarkan hanya gara-gara hal tersebut. Itu baru contoh kecil, kelalaian akibat bermain hal tersebut tentu akan merusak mental dan moral generasi kita. Bayangkan, jika mental kita kini sudah dirusak akibat judi, maka yakinlah generasi Aceh selanjutnya juga akan ikut rusak," ujar Sulthan Alfaraby.

Ia mengajak kepada seluruh masyarakat dan elemen pemerintahan di Aceh untuk mengawasi dan tegas dalam memantau generasi muda agar tidak ikut tenggelam dalam gelombang 'tsunami' judi tersebut.

"Tenggelamnya generasi muda hari ini juga merupakan faktor kelalaian kita semua. Oleh sebab itu, sebelum semuanya terlambat, saya yang juga prihatin mengajak kepada seluruh elemen masyarakat dan pemerintah untuk sama-sama kita mengatasi hal ini," ujar Sulthan Alfaraby.

"Kita selaku pemuda juga berupaya membidik warung kopi dengan mengadakan kegiatan kreatif dan produktif, dalam hal ini dituangkan dalam Pemuda Aceh Kreatif. Yakin dan percaya, kita bisa mencegah, karena mencegah lebih baik dari mengobati, sebelum terlambat," pungkas.

Keyword:


Editor :
Sara Masroni

riset-JSI
Komentar Anda