kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Tingkatkan Sigap Bencana, Ribuan Pelajar Ramaikan Simulasi Evakuasi Bencana

Tingkatkan Sigap Bencana, Ribuan Pelajar Ramaikan Simulasi Evakuasi Bencana

Kamis, 26 Oktober 2023 19:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Naufal Habibi

Simulasi evakuasi bencana andiri melalui EWS siaran digital di Museum Tsunami, Banda Aceh, Kamis (26/10/2023). [Foto: Naufal Habibi/ Dialeksis.com]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Sebanyak 3.917 siswa dari 11 sekolah di Kota Banda Aceh mengikuti simulasi evakuasi bencana mandiri melalui EWS siaran digital di Museum Tsunami, Banda Aceh, Kamis (26/10/2023).

Simulasi itu diikuti oleh sebelas sekolah yang terdiri dari SDN 1 Banda Aceh, SDN 2 Banda Aceh, SMA 1 Banda Aceh, SMPN 1 Banda Aceh, SMAS Al Misbah, SMPN 17 Banda Aceh, SD 2 Muhammadiyah Banda Aceh, SDS Karya Budi, SMPS Budi Darma, SMAS Katolik, dan TKS Kartika.

Ketua Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat, Ubaidillah mengatakan simulasi evakuasi bencana mandiri melalui EWS siaran untuk memberikan edukasi pengetahuan kepada pelajar akan sigap jika terjadi bencana ke depan. 

Dalam hal ini, segala informasi tentang bencana akan diberitahukan melalui televisi dalam hal ini televisi digital.

Untuk mendapatkan informasi dari sistem Early Warning System (EWS), masyarakat diimbau agar beralih dari televisi analog ke televisi digital.

"TV digital ini suaranya lebih jernih, gambarnya lebih terang dan lebih bagus. Masyarakat bisa menikmati TV digital dan akan ada fitur sistem Early Warning System (EWS)," ujarnya kepada awak media yang dihadiri media dialeksis.com. 

Kata Ubaidillah, kemajuan teknologi harus dimanfaatkan untuk sebaik-baiknya oleh masyarakat terkait informasi dan pendidikan. 

Pemerintah harus memastikan agar masyarakat bisa menikmati televisi digital sehingga kebutuhan masyarakat akan digital harus dipenuhi terutama bagi lembaga penyiaran yang mempunyai komitmen tentang pemerataan digitalisasi di sektor televisi.

Penerapan sistem peringatan dini atau early warning system (EWS) pertama kali dilakukan di Provinsi Aceh. Hal ini dikarenakan Provinsi Aceh pernah menerima bencana maha dahsyat tsunami dan gempa bumi yang melulu lantakkan Beberapa daerah di Aceh.

Dengan adanya sistem ini, diharapkan bisa menjadi peringatan dini bagi masyarakat Aceh akan bencana alam di masa yang akan datang. 

"Saya kira kecanggihan teknologi harus kita manfaatkan dengan sebaik-baiknya terutama di bidang pendidikan dan informasi mengenai kebencaanan," pungkasnya. [NH]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda