Tingkatkan Kepedulian, Mahasiswa FISIP UIN Ar-Raniry Bakal Gelar Diskusi Publik terkait Rohingya
Font: Ukuran: - +
Flyer Diskusi Publik yang digelar mahasiswa UIN Ar-Raniry bertema “Pengungsi Rohingya Necessity or Humanity” pada Senin, 3 Juni 2024 mendatang. [Foto: dok. FISIP UINAR]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Dalam rangka meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat, khususnya generasi muda mengenai krisis kemanusiaan yang dialami pengungsi Rohingya, mahasiswa UIN Ar-Raniry akan menggelar diskusi publik bertema “Pengungsi Rohingya Necessity or Humanity” pada Senin, 3 Juni 2024 mendatang.
Acara yang akan berlangsung di Teater Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UIN Ar-Raniry pada pukul 8.00 hingga 12.00 WIB itu menghadirkan pembicara ahli dan aktivis yang berpengalaman dalam isu pengungsi dan hak asasi manusia, yakni Faisal Rahman, Protection Associate UHNCR Indonesia dan Mumtazinur MA, Dosen Prodi Ilmu Politik.
Ketua panitia, Ibnu Adam, menyatakan bahwa diskusi ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan sosial yang diselenggarakan oleh mahasiswa UIN Ar-Raniry yang diharapkan menjadi platform untuk membahas peran komunitas internasional dan lokal dalam menangani isu ini pengungsi dan HAM.
"Kami ingin mengajak mahasiswa dan masyarakat umum untuk lebih peduli dan memahami situasi yang dihadapi pengungsi Rohingnya. Diskusi ini diharapkan dapat mendorong tindakan nyata dan solidaritas terhadap sesama manusia,” ucap Ibnu Adam kepada Dialeksis.com, Rabu (29/5/2024).
"Acara ini tidak hanya menjadi momentum penting dalam upaya kemanusiaan, tetapi juga sebagai bukti nyata bahwa mahasiswa Aceh siap beraksi dalam membantu sesama, menunjukkan bahwa kemanusiaan dan solidaritas adalah nilai-nilai yang terus kita junjung tinggi," tegas Ibnu Adam.
Sementara itu, Dekan Fakultas Sosial dan Ilmu Politik, Dr. Muji Mulia, M.Ag., mengapresiasi langkah proaktif para mahasiswa.
“Inisiatif ini menunjukkan betapa besar rasa kepedulian mahasiswa Aceh terhadap isu-isu global. Dengan terlibat langsung, mereka tidak hanya belajar teori di kelas, tetapi juga mengaplikasikan pengetahuan mereka dalam tindakan nyata yang bermanfaat bagi sesama,” kata Dr Muji Mulia. [*]