Tim Gabungan Pasang GPS Collar pada Kawanan Gajah Liar
Font: Ukuran: - +
Salah satu gajah jinak yang dilibatkan dalam proses pemasangan GPS Collar pada kawanan gajah liar di Aceh Barat. [Foto: BPBD ABar]
DIALEKSIS.COM | Meulaboh - Tim Wildlife Response Unit (WRU) dari BPBD Aceh Barat, bersama dengan tim Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh, saat ini sedang melaksanakan pemasangan GPS collar pada kawanan gajah liar di wilayah Kecamatan Pante Ceureumen.
"Kawanan gajah ini kerap terdeteksi berinteraksi dengan warga setempat," ucap Kepala Pelaksana Tugas (Plt) BPBD Aceh Barat, Teuku Ronal Nehdiansyah, dalam keterangan persnya, dikutip pada Jumat (18/10/2024).
Ronal menjelaskan operasi pemasangan GPS collar telah dimulai sejak Minggu, 13 Oktober 2024. Fokus utama operasi adalah kawasan Krueng Meulaboh, lokasi terakhir terdeteksi keberadaan kawanan gajah.
"Namun, jika terjadi pergerakan kawanan gajah ke wilayah lain seperti Lawet, Canggai, atau Lango-yang juga dihuni oleh kawanan gajah lainnya, operasi akan segera dialihkan ke wilayah tersebut," imbuhnya.
Tim BKSDA Aceh yang berjumlah 13 orang akan dibantu oleh dua ekor gajah jinak dari Saree untuk memudahkan proses penangkapan gajah liar.
Selain itu, 15 anggota tim WRU-BPBD Aceh Barat turut serta, dilengkapi dengan unit dapur umum lapangan dan unit drone untuk mendukung pemantauan dari udara.
Menurut Ronal, tujuan utama pemasangan GPS collar adalah untuk melacak dan memantau pergerakan kawanan gajah liar. Meskipun tidak serta-merta menghentikan interaksi antara gajah.
"Melalui aplikasi yang terhubung dengan GPS collar, posisi gajah dapat diketahui secara real-time, sehingga memudahkan tim dalam merespons situasi di lapangan," ujarnya.
Proses pemasangan GPS Collar membutuhkan waktu yang cukup lama dan keahlian khusus. Oleh karena itu, kehadiran dua ekor gajah jinak dan ahli dari BKSDA Aceh sangat penting untuk memastikan kelancaran operasi.
"Kami berharap kondisi cuaca yang kurang mendukung tidak menghambat jalannya operasi," harap Ronal. [*]