kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Tim Aceh untuk Palu Lakukan Investigasi Lokasi Pembangunan Mesjid

Tim Aceh untuk Palu Lakukan Investigasi Lokasi Pembangunan Mesjid

Jum`at, 09 November 2018 20:31 WIB

Font: Ukuran: - +

Foto: BPBA

DIALEKSIS.COM | Palu - Tim Aceh untuk Palu saat ini tengah melakukan investigasi lokasi terkait pembangunan mesjid untuk palu dari Pemerintah dan Masyarakat Aceh. Adapun kendala yang dihadapi saat ini adalah belum ada keputusan zona merah/zona yang akan direlokasi (masih dalam tahapan survei), sehingga mereka juga belum bisa merekomendasikan lokasi pembangunan mesjid sesuai rencana Pemerintah Aceh. 

"Selanjutnya kami akan berkunjung ke BPBD Kota Palu untuk mendapatkan data lebih lanjut," jelas Heriyanto, salah satu tim dari BPBA.

Heriyanto juga menambahkan bahwa tim juga akan berkunjung ke beberapa mesjid yang telah hancur dan rusak parah akibat gempa dan tsunami bulan lalu untuk melihat lokasi yang memungkinkan pembangunan kembali mesjid-mesjid tersebut.

Hari pertama berada di Palu Tim Aceh telah mengunjungi 3 lokasi untuk assesment rencana pembangunan mesjid bantuan pemerintah dan masyarakat Aceh, di Kota Palu dan Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, yakni Mesjid Al-falah, Desa Lolu Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten Sigi, Mesjid At-taqdir, Desa Baliase Kecamatan Marawola Kabupaten Sigi dan Mesjid Nur Hasanah di Kelurahan Pengawu, Kecamatan Tatanga Kota Palu. Sedangkan, pada Hari kedua Tim Aceh untuk Palu telah melakukan pertemuan dengan BPBD Sulteng untuk mendapatkan informasi terkait lokasi mesjid. 

Selanjutnya Tim bertemu dengan wakil walikota Palu, Sigit Purnomo. Beliau menyambut baik dan memberi apresiasi yang tinggi untuk Pemerintah dan Masyarakat aceh, yang dalam waktu cepat akan ikut membantu Rehabilitasi dan Rekonstruksi di Sulteng.  

Seperti yang disampaikan Kabid RR BPBD Sulteng, wakil walikota yang didampingi Kepala BPBD Kota Palu juga mengatakan bahwa saat ini masih dilakukan survei lokasi-lokasi yang berstatus zona merah yang tidak bisa ditinggali dan penduduknya juga harus direlokasi.

Selanjutnya wakil walikota akan meminta saran dan pendapat dari walikota berkaitan dengan rencana pembangunan mesjid dari Aceh ini. Wakil walikota menjanjikan keesokan harinya, jumat akan memberikaan saran atau rekomendasi terkait hal tersebut dan wakil Walikota berharap Aceh bisa membangun lebih dari satu mesjid di Palu. 

Seperti yang kita ketahui bersama gempa bumi yang mengguncang Palu dan Donggala turut memunculkan fenomena likuifaksi atau pencairan tanah. Fenomena likuifaksi yang menyebabkan bangunan amblas terjadi karena daya dukung pasir hilang saat terjadi gempa. Pakar Geologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Subagyo Pramumijoyo Subagyo mengatakan likuifaksi memang banyak terjadi di tanah berpasir. Saat gempa, tanah berpasir larut dengan air dan menerobos rekahan tanah di permukaan. Dari penelitian yang dilakukan sejak 2005 silam, Subagyo mengatakan, kontur tanah di sepanjang Teluk Palu memang mudah mencair atau likuifaksi. Bahkan, menurut Subagyo, ketebalan sedimen mencapai 170 meter, yang membuat Palu tidak aman untuk dijadikan tempat tinggal. (HJ/BPBA).

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda