kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / The Aceh Institute Gelar FGD Peran Ayah dalam Tradisi Masyarakat Aceh

The Aceh Institute Gelar FGD Peran Ayah dalam Tradisi Masyarakat Aceh

Kamis, 10 Desember 2020 16:00 WIB

Font: Ukuran: - +

[IST]

DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - The Aceh Institute bekerja sama dengan Baitul Mal Aceh mengadakan Focus Group Discussion bertema "Ayah, Pekerjaan, Ekonomi, Zakat dan Keluarga: Dinamika Tradisi dan Praktik pada masyarakat Aceh".

Diskusi digelar di Solong Coffee Pango Banda Aceh yang berlangsung dari pukul 9.00 hingga pukul 12.30 siang, Kamis (10/12/2020).

FGD ini dihadiri oleh perwakilan dari DP3AP2KB, KKS, perangkat gampong, jurnalis, akademisi, LSM serta Baitul Mal Aceh dan dimoderatori oleh Rizkika Lhena Darwin dari Aceh Institute.

Kegiatan ini bertujuan untuk menyerap pandangan dari para ahli dan elemen masyarakat sipil tentang peran ayah dalam konteks keluarga, ekonomi dan zakat, khususnya berkaitan dengan tradisi pada masyarakat Aceh.

"Kami mengapresiasi kegiatan yang dilakukan oleh Aceh Institute ini. Meskipun diakui peran Ayah begitu besar dalam keluarga, tetapi khususnya dalam konteks pola asuh dan pengajaran bagi anak, peran ayah seringkali dikerdilkan. Dan FGD yang diselenggarakan oleh AI berhasil membuka narasi-narasi yang biasanya tidak pernah dibicarakan sebelumnya,” ungkap Komisioner Baitul Mal Aceh.

Peran ayah yang umumnya sebagai pencari nafkah di luar rumah membuat masa berkumpul bersama (quality time) anak, lebih kecil dibandingkan dengan ibu yang umumnya bekerja di rumah. Akibatnya, para ayah didiskriminasi karena mengabaikan tanggung jawab keluarga.

Bahkan dalam penelitian yang dilakukan oleh Erawati (2009) dan Hidayati (2020), posisi ayah seringkali dilupakan atau terlupakan dalam urusan pola mengasuh anak. Padahal, menurut Pratikna (2016), Halimi & Tsaury (2019), ayah adalah sosok yang mendisiplinkan dan menjaga tujuan akhir keluarga, influencer positif yang dikagumi diam-diam oleh anaknya, bahkan selalu dianggap pahlawan super dan ‘asset’ terpenting dalam suatu keluarga.

Atas dasar itu, beberapa rekomendasi yang dilahirkan dalam FGD ini menyebutkan bahwa pentingnya melibatkan peran ayah yang lebih besar dalam konteks pola asuh anak, serta mendorong hadirnya suatu kajian tentang pola asuh anak di Aceh yang berkaitan dengan keterlibatan ayah di dalamnya.

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
Komentar Anda