Beranda / Berita / Aceh / Terkait Wacana Legalisasi Ganja, Ketua DPP IKAN Angkat Suara

Terkait Wacana Legalisasi Ganja, Ketua DPP IKAN Angkat Suara

Kamis, 14 Juli 2022 16:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : aldha firmansyah

Dewan Pengurus Pusat Inspirasi Keluarga Anti Narkoba (DPP IKAN), Syahrul Maulidi. [Foto: Istimewa]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) RI Komjen Petrus Reinhard Golose menyatakan sikap menolak legalisasi ganja untuk segala keperluan termasuk untuk medis. Ia lebih ingin mementingkan generasi muda dibandingkan melegalkan barang haram tersebut.

Adanya rasa kekhawatiran Kepala BNN terjadinya penyalahgunaan apabila ganja ini dilegalkan. Di satu sisi UU narkotika memberi peluang kepada siapapun warga Negara Indonesia untuk melakukan penelitian dan pengembangan tentang ganja. Sehingga, muncul wacana legalisasi ganja terutama untuk kepentingan medis.

Dewan Pengurus Pusat Inspirasi Keluarga Anti Narkoba (DPP IKAN), Syahrul Maulidi mengatakan, jika dilihat dari referensi beberapa negara dilakukan penelitian terkait dengan ganja, memang ada manfaat secara medis.

Namun lanjutnya, disamping itu juga ada segmentasi terjadi ketika mengkonsumsi ganja. "Perlunya rasa waspada Pemerintah Indonesia dalam merubah UU narkotika terutama ganja ini," ucap Syahrul kepada Dialeksis.com, kamis (14/7/2022).

Menurutnya, hal tersebut masih dalam proses pembahasan DPR RI tentang legalisasi ganja untuk kepentingan medis. Sebelum diresmikan, ganja ini harus dilakukan penelitian dan kajian akademisnya. Artinya, negara tidak akan sembarangan melegalisasikan ganja.

“Kita lihat nanti, bagaimana hasil penelitian tersebut benar atau tidak ada manfaatnya. Lalu seberapa besar manfaat dan mudaratnya, kalau memang lebih besar manfaatnya mungkin-mungkin saja ganja itu akan dilegalkan untuk kepentingan medis. Tapi untuk saat ini belum bisa, artinya UU narkotika saat ini tetap tidak membolehkan ganja untuk kepentingan medis, kecuali penelitian pengembangan ilmu pengetahuan,” jelasnya.

Lanjutnya lagi, Ia menambahkan, jika saat ini belum ada penelitian akurat terutama dari peneliti-peneliti di Indonesia, serta apa manfaat dari ganja tersebut, sebaiknya jangan mengkonsumsi secara sembarangan. "Banyak orang menggunakan ganja agar merasa lebih rileks atau sangat bahagia (high)," katanya.

Namun, kata Syahrul, jika dikonsumsi terus-menerus dalam jangka waktu lama dan dosis yang berlebihan, efek ganja akan sangat buruk bagi kesehatan. Yang saat ini terjadi adalah penyalahgunaan ganja. Ganja itu dikonsumsi dengan cara dilinting, kemudian dihisap. Namun, jika sudah menjadi produk medis tentu pengguanannya berubah dan dosis yang terukur.

Ia mengharapkan agar masyarakat Indonesia terutama bagi generasi muda agar tidak mengkonsumsi ganja karena akan memberika efek negatif.

“Harapan saya terhadap masyarakat Indonesia, untuk generasi muda terutama, janganlah mengkonsumsi ganja karena itu akan memberikan efek yang sangat negatif, berhalusinasi, kemudian adanya efek-efek gangguan pada saraf yang lainnya,” tutupnya. (Aldha Firmansyah)

Keyword:


Editor :
Alfatur

riset-JSI
Komentar Anda