Terkait Vaksinasi Covid-19, Sekda Aceh: Jangan Riya Jangan Pula Takut Berlebihan
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM | Suka Makmue - Sekretaris Daerah (Sekda) Aceh Taqwallah, mengimbau para tenaga kesehatan yang telah dan akan mendapatkan suntikan vaksinasi Covid-19, agar tidak riya dan tidak pula takut berlebihan.
Hal tersebut disampaikan oleh Sekda Aceh, saat berkunjung ke Rumah Sakit Umum Daerah Sultan Iskandar Muda Nagan Raya, dalam rangka memantau vaksinasi bagi tenaga kesehatan di RS tersebut, Jum’at (12/2/2021) malam.
“Jangan riya dan anggap sepele dengan penyakit ini, karena kita tahu segala sesuatu tentu merupakan ketetapan Allah. Tapi jangan pula takut berlebihan dan tidak mau divaksin, karena vaksinasi merupakan bentuk ikhtiar kita dalam menghadapi pandemi dan memutus mata rantai penyebaran Covid-19,” ujar Taqwallah.
Pria yang pernah dinobatkan sebagai Dokter Teladan itu menjelaskan pentingnya percepatan vaksinasi bagi nakes bukan semata karena risiko tinggi yang dihadapi para nakes di masa pandemi saat ini.
Hal yang tak kalah penting adalah karena 14 hari setelah menerima suntikan vaksin tahap pertama, para nakes harus segera mendapatkan suntikan vaksin tahap kedua.
Sebagaimana diketahui, untuk memantau vaksinasi Covid-19 bagi Nakes Aceh, sejak tanggak 10 Februari lalu, Sekda Aceh perjalanan safari berkunjung ke sejumlah fasilitas pelayanan kesehatan di Pidie, Pidie Jaya, Bireuen, Bener Meriah, Aceh Tengah, Lhokseumawe, Aceh Utara, Aceh Timur, Langsa dan Aceh Tamiang.
Sekda dan rombongan juga meninjau pelaksanaan vaksinasi Nakes di Singkil, Subulussalam, Aceh Selatan, Aceh Barat Saya dan Nagan Raya.
Dalam kunjungan kerjanya kali ini, Sekda turut didampingi oleh Kepala Dinas Kesehatan Aceh dr Hanif, Direktur Rumah Sakit Jiwa Banda Aceh dr Makhrojal, Kepala Puskesmas Kuta Alam Banda Aceh dr Nora dan dr Said selaku dokter ahli penyakit dalam di RSJ Banda Aceh.
Para ahli di bidang kesehatan itu berbagi kiat sukses pelaksanaan vaksinasi Nakes di instansi yang mereka pimpin kepada para pimpinan dan petugas kesehatan di setiap fasilitas kesehatan yang disinggahi.
Dr Makhrojal, selaku Direktur RSJ Banda Aceh menjelaskan berbagai upaya percepatan vaksinasi nakes di Rumah Sakit Jiwa Banda Aceh.
“Pada awalnya, vaksinasi di RSJ memang berjalan lambat, hal ini disebabkan karena metode yang kami lakukan kurang tepat. Namun setelah mendapatkan arahan dari Pak Gubernur dan Pak Sekda, kami berhasil menyelesaikan vaksinasi di RSJ hanya 4 hari saja,” ujar Makhrojal.
Makhrojal menambahkan, setelah menyusun sistem yang tepat dan efisien, tim vaksinator RSJ langsung melakukan vaksinasi terhadap Nakes di instansi tersebut.
“Alhamdulillah, setelah mendapat instruksi dan pengarahan dari Pak Gubernur dan Pak Sekda Aceh, kami sukses melakukan vaksinasi bagi Nakes di RSJ. Antusiasme Nakes sangat tinggi, bahkan selalu melebihi dari target harian. Hari Sabtu (7/2) target kami 60 nakes, Alhamdulillah yang tercapai justru sebanyak 83 nakes. Begitu juga di hari kedua, target kita 60 tapi yang divaksin justru sebanyak 83 nakes. Untuk diketahui bersama, vaksinator di RSJ hanya 1 orang,” ungkap Makhrojal.
Sementara itu, Dr Said, salah seorang dokter ahli penyakit dalam di RSJ, memberikan pemahaman singkat terkait vaksin Covid-19 kepada para Nakes. Said berharap, pemahaman tersebut dapat disampaikan dan disosialisasikan oleh para nakes kepada masyarakat luas agar berbagai kabar bohong dan hoax yang selama ini tersebar di medsos dapat tergerus. Dan masyarakat mendapatkan informasi yang benar dan valid dari para Nakes.
Di bagian lain, Dr Nora selaku Kepala Puskesmas Kuta Alam Banda Aceh juga turut berbagi kiat sukses pelaksanaan vaksinasi di instansi yang dipimpinnya.
“Pada intinya, staf kita membutuhkan contoh. Nah sebagai pimpinan kita tentu harus menjadi tauladan yang baik. Saya adalah orang pertama yang mendapatkan suntikan vaksin Covid-19. Setelah mengetahui tidak ada respons negatif pada diri saya, seluruh staf pun secara sukarela. Saat ini, seluruh Nakes di puskesmas Kuta Alam sudah 100 persen divaksin,” ujar Nora.
Setelah mendengar berbagai penjelasan dari para dokter tersebut, Sekda Aceh berharap para Nakes dapat mencontoh dan dapat secara sukarela dan secepatnya divaksin Covid-19.
Saat ini, sambung Taqwallah, sangat penting merubah mindset masyarakat yang telah terpengaruh dengan berbagai berita bohong dan hoax terkait vaksin Covid-19.
Padahal, seluruh pemangku kebijakan terkait telah meneliti dan menyatakan vaksin Covid-19 aman. Kementerian Kesehatan RI, BBPOM RI, bahkan MUI juga telah menyatakan vaksin halal dan suci.
Dalam konteks Aceh, MPU bahkan telah menerbitkan Tausiyah MPU Aceh nomor 1 tahun 2021 tentang vaksinasi ini. Senada dengan MUI, MPU telah menyatakan vaksin Covid-19 halal dan suci.
“Mari kita sukseskan program vaksinasi Covid-19 ini, agar hoax yang selama ini tersebar dapat kita gerus dan masyarakat menjadi yakin serta tidak ragu menerima suntikan vaksin ini. Karena pada saatnya nanti, bukan hanya warga Aceh, tapi masyarakat seluruh dunia akan mendapatkan suntikan vaksin Covid-19,” pungkas Sekda Aceh.
Selain meninjau pelaksanaan vaksinasi Nakes, di setiap kabupaten/kota yang disinggahi, Sekda Aceh juga meninjau pengaplikasian Gerakan Bersih, Rapi, Estetis dan Hijau atau disingkat Gerakan Bereh di Kantor Samsat setempat.[]