Beranda / Berita / Aceh / Tanpa LPJ Partai, Eks Kombatan Tolak Hasil Muswil PA Bireuen

Tanpa LPJ Partai, Eks Kombatan Tolak Hasil Muswil PA Bireuen

Minggu, 27 Oktober 2019 21:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Sufri Daud (kiri) dan Adly Tjalok (tengah) saat konferensi pers di D'Coffee Break, Bireuen, menolak hasil Muswil Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Aceh Bireuen yang berlangsung Minggu (27/10/2019). [Foto: Fajrizal/Dialeksis.com]



DIALEKSIS.COM | Bireuen - Sejumlah simpatisan dan kader Partai Aceh (PA) Bireuen menolak hasil Musyawarah Wilayah (Muswil) Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Aceh Bireuen yang berlangsung Minggu (27/10/2019) di Hotel Bireuen Jaya, Kabupaten Bireuen. 

Eks kombatan GAM Sufri Daud atau Boing didampingi Wakil Ketua Komando Pusat PA Adly Tjalok, menyampaikan, pihaknya mewakili eks kombatan GAM Bireuen menolak hasil Muswil DPW PA Bireuen, dimana Darwis Jeunib terpilih secara aklamasi memimpin DPW PA Bireuen Periode 2019-2024.

Menrut Boing, penolakan itu disebabkan karena tidak terpenuhinya beberapa syarat sebagaimana ketentuan partai. Salah satunya, pada Muswil DPW PA Bireuen kali ini dilangsungkan tanpa menyampaikan Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ) Keuangan Partai.

"Selain itu Panitia Muswil tidak membuka pendaftaran calon ketua umum, sehingga menutup peluang orang lain untuk mencalonkan diri," kata mantan Panglima Wilayah III Batee Iliek itu dalam konferensi Pers di D'Coffee Break, Bireuen.

Selain itu, tambahnya, Muswil kali ini terkesan eksklusif. Buktinya, banyak anggota GAM dan juga pendiri partai yang sama-sama aktif di partai tidak mendapatkan Undangam Muswil.

"Kalau begini terus. Mustahil PA akan maju. Seharusnya Tgk Darwis Jeunieb merangkul semua eks kombatan, karena PA bukan partai beliau sendiri. PA adalah partai masyarakat Aceh," ungkap Sufri Daud. 

Mantan anggota DPRA PA Dapil Bireuen Adly Tjalok menambahkan, selama ia aktif di Partai Aceh Bireuen sampai sekarang belum ada pertanggungjawaban keuangan partai.

"Lebih kurang 13 tahun PA Bireuen berdiri, belum ada LPJ Partai," bebernya.

Seolah-olah, sebut Adly, Partai Aceh di Bireuen hanya milik satu orang. Padahal Partai Aceh adalah partai perjuangan yang lahir dari pengorbanan nyawa.

"Saya kecewa kalau Partai Aceh dibiarkan terus begitu. Seharusnya PA terbuka bagi semua kalangan," ujarnnya.

Selain itu para Eks Kombatan GAM ini meminta kepada Panitia Muswil dan Darwis Jeunib agar mengedepankan prinsip musyawarah serta merangkul semua kalangan untuk memperkuat Partai Aceh.(faj)


Keyword:


Editor :
Makmur Emnur

riset-JSI
Komentar Anda