kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Tangkapan Nelayan di Langsa Menurun akibat Gelombang Tinggi

Tangkapan Nelayan di Langsa Menurun akibat Gelombang Tinggi

Kamis, 22 Februari 2018 16:07 WIB

Font: Ukuran: - +


Ilustrasi cuaca buruk. (Antara)

DIALEKSIS.COM | Langsa  - Hasil tangkapan nelayan di Kota Langsa, Aceh, akhir-akhir ini mengalami penurunan hingga 66 persen, akibat gelombang tinggi disertai angin di perairan Selat Malaka.

Sekretaris Panglima Laot (lembaga adat laut) Kota Langsa, Muhamamd Iqbal menuturkan, sejak beberapa hari terakhir sulit bagi nelayan mendapatkan ikan, karena cuaca di laut tidak bersahabat.

"Biasanya bisa lebih dari 10 tong fiber ikan untuk satu kapal pukat, tapi ini hanya dapat 6 tong fiber saja," ujarnya di Langsa, Kamis (22/2).

Menurutnya, pada bulan Februari biasanya di laut terjadi perubahan cuaca. Kondisi akan normal kembali memasuki awal atau pertengahan Maret mendatang.

Berdasarkan rilis BMKG, terjadi gelombang setinggi 1,25 hingga 2,50 meter di perairan Selat Malaka dan sekitarnya sampai tanggal 27 Februari 2018.

Diakuinya, walau gelombang tinggi disertai angin di laut, tapi nelayan tetap saja melakukan rutinitas seperti biasa agar bisa menghasilkan pundi rupiah mencukupi kebutuhan rumah tangga.

Disampaikan Isbal, bila hasil tangkapan nelayan menurun maka harga ikan di pasar akan melonjak. Hal ini karena kurangnya pasokan kebutuhan ikan segar dari nelayan.

Sementara, amatan di pasar ikan Kota Langsa terjadi lonjakan harga ikan. Untuk jenis tuna berkisar Rp35 ribu/kg dari biasanya Rp30 ribu/kg.

Seorang pedagang Rahmad mengaku sejak beberapa hari ini terjadi kekurangan pasokan ikan dari nelayan lokal.

Guna memenuhi permintaan, pihaknya membeli ikan yang dipasok dari luar daerah.

"Ini ada yang dibawa dari luar Kota Langsa seperti Idi, Kabupaten Aceh Timur, bahkan ada yang dari Belawan dan Sibolga Sumatera Utara, yang masuk," ujarnya. (Antara)

Keyword:


Editor :
Sammy

riset-JSI
Komentar Anda