Taman Hidroponik Dinas Pangan Curi Perhatian Bupati Aceh Tengah
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM | Takengon - Dinas Pangan Kabupaten Aceh Tengah mencoba membangun imej positif masyarakat melalui pembuatan taman hidroponik, memanfaatkan lahan di sekitar kantor.
Menggunakan screen house mini, budidaya hidroponik yang dikembangkan oleh Dinas Pangan sejak dua tahun yang lalu ini ternyata cukup berhasil.
Berbagai jenis sayuran baik sayuran lokal maupun hasil adaptasi dari luar daerah, dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Sebenarnya keberadaan screen house bukanlah syarat utama, karena sistem hidroponik juga dapat dikembangkan tanpa screen house, namun dengan menggunakan screen house, hasilnya lebih efektif.
Keberhasilan Dinas Pangan dalam mengembangkan unit percontohan hidropinik ini, akhirnya ‘mencuri’ perhatian Bupati Aceh Tengah, Drs. Shabela Abubakar dan Ketua Tim Penggerak PKK, Puan Ratna.
Disela-sela kegiatannya membuka Lomba Cipta Menu Bergizi, Beragam, Seimbang dan Aman (B2SA) beberapa waktu yang lalu, Shabela dan Puan sempat terkesima melihat berbagai jenis sayur-sayuran gemuk dan subur yang dibudidayakan di taman hidroponik ini.
Yang kemudian menarik perhatian Bupati, semua produk sayuran segar ini seratus persen organik, karena hanya menggunakan material organik dalam budidayanya.
Seperti dijelaskan oleh Kepala Dinas Pangan, Nasrun Liwanza, demplot percontohan sistem hidroponik ini memang hanya menggunakan bahan-bahan organik, karena sebagai instansi yang bertangggung jawab dalam bidang kemanan pangan, harus memberi contoh sistem budidaya yang menghasilkan produk pertanian yang aman dikonsumsi
"Untuk pengembangan percontohan hidroponik ini, kami hanya menggunakan bahan-bahan organik, dan kami pastikan produk yang dihasilkan melalui budidaya sistem hidroponik ini aman dikonsumsi karena tidak mengandung bahan anorganik yang bisa membahayakan kesehatan" ungkap Nasrun.
Sementara itu Shabela turut bangga dengan apa yang telah dilakukan oleh Nasrun dan jajarannya, menurutnya ini bisa menjadi contoh bagi masyarakat untuk bisa memanfaatkan lahan sempit di pekarangan rumah untuk usaha produktif.
"Ini contoh yang sangat bagus, dengan lahan terbatas kita bisa manfaatkan untuk usaha produktif dengan menerapkan teknologi hidroponik ini, saya kira biayanya juga tidak terlalu besar dan pembuatannya juga tidak sulit, tapi sangat bermanfaat, selain untuk memenuhi kebutuhan pangan keluarga, juga dapat meningkatkan pendapatan keluarga" ungkap Shabela.
Ungkapan serupa juga disampaikan oleh isteri Bupati yang juga Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Aceh Tengah, Puan Ratna. Kepada seluruh anggota PKK, Puan berharap bisa mencontoh pemanfaatan lahan pekarangan untuk budidaya hidroponik ini. Menurutnya, upaya seperti ini sangat baik, karena kebutuhan makanan bergizi terutama dari sayuran dapat terpenuhi dari pekarangan sendiri.
"Kalau kebutuhan sayuran sudah bisa dipenuhi dari pemanfaatan lahan pekarangan seperti ini, tentu pengeluaran keluarga bisa di hemat, bahkan kalau produk sayuran berlebih, bisa dijual untuk menambah pendapatan keluarga" papar Puan.
Ketua tim Penggerak PKK Kabupaten Aceh Tengah dengan sayuran organik produksi taman hidroponik
Seperti diketahui, pertumbuhan penduduk yang begitu pesat, telah berdampak semakin menyempitnya lahan permukiman.
Rumah-rumah penduduk khususnya di wilayah perkotaan, nyaris tidak lagi memiliki halaman yang luas. Itulah sebabnya budidaya pertanian dengan sistem hidroponik seperti ini sangat cocok dikembangkan di kembangkan di daerah-daerah dengan tingkat kepadatan permukiman yang cukup tinggi.
Ini sejalan dengan program Kementerian Pertanian dalam pengembangan usaha pertanian di wilayah perkotaan (Urban Farming), pun demikian, sistem ini juga baik untuk diterapkan di wilayah perdesaan, karena budidaya sistem hidroponik ini dapat dilakukan sebagai pekerjaan selingan oleh kaum perempuan diluar aktifitas rutin mereka.
"Ayo tunggu apa lagi, mari kita manfaatkan perkarangan dan ruang yang ada untuk ditanami aneka tanaman pangan untuk kebutuhan gizi keluarga" himbau Puan. (pd/rel)