Syardani: Tidak Ada Koordinasi dan Kerjasama Budidaya Tiram Yang Dikembangkan Dari DPMG
Font: Ukuran: - +
Reporter : fatur
Slide presentasi Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Gampong (DPMG) Aceh halaman ke-8 terkait Pembinaan Masyarakat Miskin dan Desa Tertinggal poin-B, dalam perkara ini tidak ada konfirmasi terkait kegiatan tersebut dengan pemilik foto dari budidaya tiram yaitu Pelopor Budidaya Tiram Metode Sederhana, Syardani M. Syarif (Teungku Jamaica). [Foto: Ist]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Acara Semiloka berjudul “Kemiskinan di Aceh Dalam Perspektif Sosiologi” yang digelar di Ruang Utama UTU oleh Prodi Sosiologi Fakultas Sosial dan Ilmu Politik Universitas Teuku Umar, Meulaboh. Acara ini juga disiarkan melalui Zoom Meeting hari ini 1 Juli 2021 mulai pukul 08.30-12.30 WIB.
Acara Semiloka berjudul “Kemiskinan di Aceh Dalam Perspektif Sosiologi” yang digelar di Ruang Utama UTU oleh Prodi Sosiologi Fakultas Sosial dan Ilmu Politik Universitas Teuku Umar, Meulaboh. [Foto: Ist]
Pelopor Budidaya Tiram Metode Sederhana, Syardani M. Syarif (Teungku Jamaica) mengatakan kepada Dialeksis.com, Kamis (01/07/2021) terkait kegiatan tersebut saat dikonfirmasi melalui via telepon.
Dirinya mengatakan, Slide presentasi Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Gampong (DPMG) Aceh halaman ke-8 terkait Pembinaan Masyarakat Miskin dan Desa Tertinggal poin b. Pembinaan Masyarakat Miskin “Budidaya Tiram” Terintegrasi BUMG/Pemasaran Online Kerjasama dengan LSM Natural Aceh yang memperlihatkan pada slide pertama, foto pertama, tiram dalam keranjang terbuka.
Kemudian, pada foto kedua, terlihat rumah tiram terbuat dari pipa paralon yang tergantung ban mobil bekas di bawahnya.
“Dalam hal ini saya menyakini bahwa gambar yang ada dalam slide halaman ke-8 itu merupakan foto karya saya dan kegiatan yang dilakukan pada tahun 2015 dengan dukungan Lembaga Peningkatan Sumberdaya Manusia (LPSDM) Aceh dengan program percontohan Budidaya Tiram Metode Sederhana di Waduk Desa Tibang-Alue Naga Kecamatan Syiah Kuala, Banda Aceh,” tegasnya.
Sementara itu, Dirinya mengatakan, terkait dari kegiatan tersebut yang dilaksanakan di UTU dirinya tidak mendapat konfirmasi apapun, bahkan tidak ada yang namanya kerjasama dengan pihak DPMG terkait budidaya tiram yang dilakukannya.
“Ini bisa menjadi pembelajaran kedepannya kepada pemerintah, bisa jadi selama ini pemerintah mengklaim sudah melakukan kerja sama dengan banyak pihak padahal tidak ada, ini bentuk protes saya saja, karena budidaya yang saya lakukan tidak ada kerjasama dengan pihak DPMG,” jelasnya.
Syardani mengatakan, tentang budidaya yang dilakukan itu berkat dari LPSDM dan Kodam Aceh Iskandar Muda.
“Saya secara pribadi tidak terima jika kerja keras saya diklaim oleh orang lain, karena sudah dilakukan dari tahun 2015 sudah 6 tahun, tidak ada perhatian dari pemerintah sedikit pun, saat ini hanya dibantu oleh Kodam Iskandar Muda yakni sebanyak 1.000 (seribu) unit keranjang lengkap dengan pelampungnya yang dimpor dari China dan itu juga sebenarnya bukan tugas mereka,” tukasnya dengan tegas.
Lanjutnya kembali, ia mengatakan, harusnya yang memberi perhatian lebih terkait hal-hal seperti ini adalah pemerintah Aceh, atau dinas yang terkait yaitu Dinas Perikanan.
Dirinya menjelaskan, terkait budidaya tiram yang dilakukan itu percontohan yang didukung dari dana LPSDM.
Lanjutnya lagi, Syardani mengatakan, diusulkanlah pengembangan budidaya tiram ini ke LPSDM dan mendapat hasil yang memuaskan.
“Terkait LPSDM sebelumnya mereka terkesan hanya SDM mahasiswa saja yang ditingkatkan, karena persyaratan penerima beasiswa LPSDM itu harus berstatus mahasiswa seperti mahasiswa D3, S1, S2 hingga S3. Seharusnya, juga dibuat program untuk peningkatan SDM manusia Aceh lainnya yang bukan mahasiswa, seperti santri dayah, petani, peternak, nelayan, pekerja buruh bangunan, pekerja kebersihan, dan lainnya termasuk petani tiram, karena mereka juga manusia yang perlu ditingkatkan SDMnya sehingga bisa mandiri dalam bekerja atau menciptakan lapangan kerja,” tutupnya kepada Dialeksis.com. [ftr]