kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Stok Kadaluarsa, IDI Sebut Vaksinasi di Aceh jadi PR Bersama

Stok Kadaluarsa, IDI Sebut Vaksinasi di Aceh jadi PR Bersama

Selasa, 26 Oktober 2021 18:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Nora

Ketua IDI Aceh, dr Safrizal Rahman. [Foto: Dialeksis]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Terkait Ratusan dosis vaksin Sinovac di Kabupaten Aceh Jaya kedaluarsa atau expired, sebagai akibat dari rendahnya minat masyarakat melakukan vaksinasi. Namun seiring waktu, kesadaran masyarakat mulai tumbuh dan realisasi vaksinasi saat ini sudah mencapai 22 persen.

Menanggapi hal itu, Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Aceh, dr Safrizal Rahman mengaku hal paling berat di Aceh merupakan partisipasi masyarakat dalam vaksinasi masih sangat rendah dibandingkan dengan daerah lain. 

"Aceh nomor 2 paling rendah vaksinasi di Indonesia, rata-rata sudah berada diatas 50 persen bahkan Jakarta sudah mencapai 100 persen dan Bali diatas 90 persen, Tapi Aceh belum mencapai 30 persen, " sebutnya kepada Dialeksis.com, Selasa (26/10/2021).

Untuk itu, lanjutnya, permasalahan tersebut menjadi PR besar bagi semua pihak dan sudah menjadi warning dari pusat.

"Negara tetangga seperti Malaysia yang kulturnya dekat dengan Aceh itu sudah mencapai 90 persen dan ini yang menyebabkan stok vaksin yang ada itu tidak terpakai," sebutnya.

Ia menambahkan, berbeda sekali dengan daerah lain yang stok vaksinnya kurang sehingga pernah ada pernyataan, jika tidak mau dipakai akan diambil kembali untuk daerah yang membutuhkan.

"Untuk itu, tugas kita memberikan keyakinan masyarakat agar bersedia divaksin karena ini untuk melindungi mereka, karena banyaknya orang yang selesai bertaruh nyawa dengan Covid-19 dan coba lihat orang-orang yang sudah divaksin, tetap kena tapi tidak terlalu berat dan tidak fatal," jelasnya lagi.

Menurutnya, ketika masyarakat menolak untuk divaksin ini menjadi sesuatu yang sangat memprihatinkan. Namun, bagaimanapun mereka juga masyarakat Aceh yang barangkali belum mengerti pentingnya vaksin.

"Terkadang pola pikirnya masih terlalu percaya Media sosial yang pada umumnya banyak menyampaikan berita hoaks," tutupnya.

Keyword:


Editor :
Alfi Nora

riset-JSI
Komentar Anda