kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Steffy Burase Curhat di Instagram: Aku Tidak Pernah Menyesali Pernikahanku

Steffy Burase Curhat di Instagram: Aku Tidak Pernah Menyesali Pernikahanku

Senin, 22 Februari 2021 13:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Alfi Nora

[Foto: Instagram Steffy Burase]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Wanita yang sudah menentukan pilihan hidupnya bersama Irwandi Yusuf, mantan Gubernur Aceh, kembali menumpahkan isi hatinya dalam akun instagram miliknya. Kata katanya mengalir, ada balutan doa dan harapan.

Steffy Burase mengungkapkan kondisi kehidupannya masa lalu hingga kisah asal-muasal bertemu dengan Irwandi Yusuf. Postingan yang diunggah sebanyak tiga postingan di feed Instagram miliknya seakan menceritakan Drama kehidupannya ini turut melampirkan foto Steffy yang mesra bersama Irwandi Yusuf, mereka saling melepaskan senyum, saling menatap dengan sejuta rasa dan foto saat irwandi terlelap tidur di mobil.

Episode 1 (Dranesia) Lelah Yang Lillah?

Steffy pernah berasa di momen hidup dalam situasi yang dimimpikan semua orang. Keluarga yang tercukupi bahkan mungkin lebih dari cukup. Sedang mekar-mekarnya baik diri maupun karirnya lalu ia memutuskan menikah muda.

"Pernikahan pasangan muda yang di impikan semua orang. Usia muda punya segalanya, karir, anak, harta. Tapi kok semu? Seperti manusia yang tidak tahu bersyukur, mencari-cari sesuatu yang terasa tidak ada tetapi nggak tahu itu apa," tulis Steffy.

Lalu, dengan santai Steffy tinggalkan semua kenyamanan hidup itu berjudi dengan keadaan mencari-cari sesuatu yang ia sendiri tidak tahu itu apa, hanya demi mengisi kekosongan di jiwa.

"Apakah itu hawa Nafsu? Menghadapi semua kontra. Sometimes i think im crazy. Bukankah hanya orang gila yang meninggalkan kenyamanan demi sebuah ketidaknyamanan," tanya Steffy.

Setelah itu, Steffy kembali ke Jakarta memulai lagi semua dari serba (minus). Ada mimpi yang begitu besar, obsesi sejak kecil bahwa perempuan itu bisa karena dirinya, bukan pasangannya. Bertahun-tahun jatuh bangun tetapi tekad yang kuat bikin ia bertahan dengan segala keras dan kejamnya ibu kota untuk tetap berjalan pada prinsipnya.

"Yang tidak peduli umpatan mulut-mulut kotor diluar sana karena yakin bahwa segala hal yang aku jalani, aku rasakan, aku alami, adalah hal-hal yang bahkan mereka tidak tahu dan belum tentu mereka sanggup bila berdiri di tempatku," tulisnya.

Dalam perjalanannya, Allah mengangkat derajat Steffy, membuktikan ke semua orang bahwa seorang janda muda bisa bekerja tanpa jual diri, melainkan otak. Tetapi ujian tidak pernah berhenti. Segala ambisi orang-orang sombong (baca laki-laki yang merasa dihina karena penolakan-penolakan) tidak henti-hentinya berusaha menjatuhkan martabat si janda muda.

Sampai di suatu titik, ia sadar. menurutnya bahwa yang berat itu bukan mencapai sukses, tetapi menyandang status 'Janda'. Fitnah, hinaan, umpatan, tudingan (Naudzubillah). Tetapi menikah lagi sudah tercoret dari kamus hidupnya.

Episode 2 (Dranesia) Tuhan Kirim Kamu

Steffy mengungkapkan satu momen dalam perjalanan karirnya, bertemu bapak tua, kecil mungil, suka ngebanyol. Tidak satupun yang membuatnya tertarik antara lelaki dan perempuan (sumpah demi Allah).

Satu-satunya yang membuat Steffy bisa berbicara banyak, karena membicarakan segala hal dengannya 'Nyambung'.

"He’s smart enough untuk ukuran seusianya bahkan diatas rata-rata. Aku hidup di lingkungan teman-teman yang bejibun dengan segala status sosial. Yang kaya sejak lahir maupun 7 turunan, bukan sekedar kalangan pejabat tetapi konglomerat, bukan skala Indonesia tapi internasional (bukan menyombong tapi transparan dalam bercerita)," tulisnya.

"Nggak sekali 2x lamaran berdatangan, tapi sekali lagi, menikah sudah tercoret dalam kamus hidupku. Ada cinta yang terkubur yang membuatku tidak ingin apapun lagi selain berkarir," lanjutnya.

Selama ini, menjadi taruhan teman-temanya bahwa suami masa depan Steffy nanti pasti Bule, mengingat semua waktunya banyak habis di luar.

"Ada benarnya, sebagai cewe Asia, aku terlihat sangat cantik di mata bule, sayangnya sejak dulu kala aku suka dan mencintai produk-produk dalam negeri alias cowok lokal," candanya.

Mantan atlet marathon ini menceritakan kisah perjalanannya ke Moscow, awalnya adalah misi impossible karena ia balik ke Indonesia hanya 2 hari setelah perjalanan panjang berbulan-bulan di Europe, Tidak memungkinkan waktu sesingkat itu bisa membuat visa.

Akan tetapi Qadarullah karena seorang partner yang berpengaruh, jadilah visa itu dan ia pun berangkat kesana. Tidak terpikirkan sedikitpun, bahwa disana cerita hidup dan takdirnya, ternyata baru saja di mulai.

"Aku yakin semua orang tahu aku bertemu suamiku disana. Tidak ada chemistry apapun (setidaknya aku). Tidak ada rencana apapun selain mimpi besar untuk memperkenalkan semua budaya dan hasil karya bangsa ke skala international, setidaknya sebagai anak bangsa, aku punya sumbangan berarti yang bisa ngerubah hidup beberapa orang (Ambisi),” tulis Steffy.

Penenun, petani, nelayan, mimpi-mimpi sederhana yang perjalanannya sangat tidak sederhana. Disaat ia sibuk memikirkan masa depan orang lain, Allah sedang menuntun dirinya ke masa depannya sendiri.

"Awal dari semua kisah heboh yang menelanjangi harga diri di depan semua makhluk yang akhirnya aku sadar bahwa hidup ini sebenarnya 'semuanya nothing alias semu',” tutup Steffy dalam unggahan episode 2 Dranesia yang ditulisnya.

Episode 3 (Dranesia) Berjuta Air Mata Membentuk Iman

Steffy menuliskan, hidup yang mereka jalani tidak mudah, bahkan terisi kerikil-kerilkil tajam. Luka yang menganga, hati yang membusuk, air mata yang membanjir. Ternyata itu semua cara Allah mengajarkan mereka untuk menggali keimanan yang terbalut dosa.

Teriakan caci maki, umpatan, hinaan, tudingan, ternyata semua itu tidak akan pernah hilang, sebaik apapun manusi sebagai makhluk. Tahap dimana ia benar-benar menyadari bahwa cara Allah luar biasa. Semua kesakitan menjadi ladang amal penggugur dosa. Dari yang penuh amarah diajarkan cara menjadi sabar melalui proses.

Tahap dimana ia merasakan dan melihat sendiri bahwa dewasa itu pilihan bukan faktor usia. Tahap dimana ia belajar dan mengerti apa itu hidup. Akhirnya Steffy menemukan bahwa yang kosong itu bukan hawa nafsu melainkan iman.

"Yang tidak pernah aku punya. yang selalu aku cari. ternyata hanya iman. dan tidak henti-hentinya aku bersyukur, karena aku tergolong dalam hambaNya yang diberi akal untuk berpikir dan mampu mencerna setiap ujiannya sebagai bentuk kasih sayangNya untuk menyelamatkan akheratku. Yang sampe kapanpun kaca mata dunia tidak akan sanggup menggapainya kecuali dengan pemahaman iman," tulis Steffy.

Menurut Steffy, harta tidak akan pernah membuat seseorang bahagia, kesempurnaan hidup dimata manusia tidak akan pernah bisa mengisi jiwa yang kosong. Hanya iman yang membuat semua orang bisa merasakan bahagia walau dalam derita, karena pemahamannya tentang pesan-pesan dan firman Allah dalam Al-Quran.

Steffy menegaskan faktor rusaknya rumah tangga dan segala hal adalah tidak adanya pemahaman agama.

"Aku tidak pernah menyesali pernikahanku. Apakah akan terus berlanjut atau berakhir tidak penting lagi bagiku. Karena hal terpenting adalah, aku memaknai setiap pesan dan pembelajaran dari Allah. Allahuakbar dengan segala kesempurnaan-Nya," tutup Steffy di akhir tulisannya.


Keyword:


Editor :
Fira

riset-JSI
Komentar Anda