Kamis, 19 Juni 2025
Beranda / Berita / Aceh / Siswa MAN 1 Banda Aceh Tembus Kampus Top Nasional dan Internasional

Siswa MAN 1 Banda Aceh Tembus Kampus Top Nasional dan Internasional

Rabu, 18 Juni 2025 20:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Nora

Kepala MAN 1 Banda Aceh, Dr. Nursiah, S.Ag., M.Pd. Foto: Nora/Dialeksis


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Banda Aceh kembali mencatatkan prestasi luar biasa. Sebanyak 16 siswanya berhasil diterima di Universitas Indonesia (UI), salah satu kampus terbaik di tanah air, melalui jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP), Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT), dan Program Prestasi dan Pemerataan Kesempatan Belajar (PPKB) pada tahun 2025.

Para siswa ini diterima di berbagai jurusan favorit seperti Pendidikan Dokter, Farmasi, Ilmu Komputer, Akuntansi, Hukum, Teknik Komputer, Geografi, Hubungan Internasional, Produksi Media, serta Ilmu Administrasi Fiskal dan Niaga.

Angka ini menjadi rekor tertinggi sepanjang sejarah MAN 1 Banda Aceh, melampaui capaian tahun-tahun sebelumnya yang hanya empat siswa pada 2023 dan dua siswa pada 2024.

Tak hanya mencetak lulusan ke UI, total sebanyak 416 siswa MAN 1 Banda Aceh berhasil melanjutkan pendidikan ke berbagai perguruan tinggi, baik di dalam maupun luar negeri.

Seorang siswa diterima di universitas luar negeri, sementara 41 diterima di perguruan tinggi negeri di luar Aceh. Sebanyak 223 siswa diterima di Universitas Syiah Kuala (USK), dan 148 tersebar di PTN lain dalam Aceh, serta tiga siswa lolos ke Universitas Pertahanan.

Kepala MAN 1 Banda Aceh, Dr. Nursiah, S.Ag., M.Pd., menyampaikan rasa syukur atas pencapaian ini. Ia menegaskan bahwa keberhasilan ini merupakan buah dari kerja keras dan pembinaan jangka panjang yang dimulai sejak siswa berada di kelas 10.

"Selama tiga tahun, para siswa dibimbing secara intensif, baik dalam bentuk pembelajaran akademik maupun pelatihan menghadapi soal-soal seleksi perguruan tinggi," katanya kepada Dialeksis, Rabu (18/6/2025).

Dalam upaya mendukung pencapaian ini, MAN 1 Banda Aceh membuka berbagai kelas inovatif, seperti kelas olimpiade, kelas khusus bimbingan UTBK, kelas persiapan kedinasan, dan kelas pre-internasional.

"Kelas olimpiade dirancang untuk menyiapkan siswa agar mampu masuk ke perguruan tinggi melalui jalur prestasi akademik. Bimbingan UTBK dimulai sejak kelas 10 dan dipercepat kurikulumnya agar di kelas 12 siswa sudah siap menghadapi ujian," jelasnya.

Sementara untuk kelas pre-internasional yang baru dimulai tahun ini, difokuskan pada penguatan bahasa Inggris siswa tanpa menggunakan kurikulum Cambridge.

"Di kelas pre-internasional, siswa dibekali pelajaran Biologi, Fisika, Matematika, dan Kimia yang diajar langsung oleh guru dalam bahasa Inggris, serta menyiapkan IELTS dan TOEFL," jelasnya lagi.

Untuk kelas persiapan kedinasan, siswa dipetakan berdasarkan minat mereka--apakah ke TNI, Polri, IPDN, atau STAN--dan dibimbing sesuai jalur masing-masing.

Nursiah juga menekankan bahwa MAN 1 Banda Aceh bukan hanya tempat bagi anak-anak pintar dan berasal dari keluarga mampu.

"Nah, ini yang banyak masyarakat tidak tahu, MAN 1 juga memberi perhatian besar kepada siswa dari keluarga kurang mampu melalui program afirmasi dan subsidi silang," tuturnya.

Ia menceritakan, pernah ada siswa yang lulus ke ITB dan difasilitasi oleh sekolah, termasuk dalam hal pembiayaan tiket sebelum beasiswa resmi turun.

Lebih jauh, Nursiah menekankan pentingnya pendidikan karakter di samping kecerdasan akademik. Menurutnya, siswa perlu dibekali "parang tajam" berupa ilmu pengetahuan dan karakter kuat agar siap menghadapi masa depan.

"Kami yakin bahwa apa yang ditanamkan hari ini akan berbuah manis dua dekade mendatang," terangnya.

Dalam kesempatan yang sama, Nursiah menyampaikan harapannya kepada pemerintah agar lebih hadir dalam dunia pendidikan, khususnya dalam memberi regulasi yang jelas bagi peran Komite Madrasah.

Menurutnya, tanpa kejelasan hukum, kerap terjadi salah paham atau kesimpangsiuran dalam pelaksanaan kegiatan pendidikan di lapangan.

Tak hanya itu, sambungnya, kerja sama antara orang tua dan pihak sekolah juga sangat penting.

"Pendidikan, tidak bisa diserahkan sepenuhnya kepada guru di sekolah. Orang tua perlu terlibat aktif dalam mengawal pendidikan anak-anak di rumah. Dengan kolaborasi semua pihak, kami optimistis kualitas pendidikan Aceh akan terus meningkat," pungkasnya.

Keyword:


Editor :
Alfi Nora

riset-JSI
dpra