Beranda / Berita / Aceh / SieBreuh: Inovasi Juanda Djamal Bangun Ketahanan Pangan di Aceh Besar

SieBreuh: Inovasi Juanda Djamal Bangun Ketahanan Pangan di Aceh Besar

Selasa, 28 Januari 2025 16:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Ratnalia

Koperasi SieBreuh menggelar Rapat Anggota Tahunan pada 27 Januari 2025. [Foto: dokumen untuk dialeksis.com]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Mengawali tahun 2025, Koperasi SieBreuh menggelar Rapat Anggota Tahunan pada 27 Januari. Momentum ini menjadi titik tolak evaluasi dan penguatan strategi gerakan pertanian terpadu yang digagas Juanda Djamal. Gagasan ini tak hanya menjawab tantangan pertanian di Aceh Besar, tetapi juga mendorong perubahan sistem tata niaga Aceh yang pro petani kecil.

Juanda Djamal, Mantan Ketua Fraksi Partai Aceh DPRK Aceh Besar, menilai potensi pertanian di wilayah ini sangat besar. Dengan lahan persawahan mencapai 29.000 hektare yang sudah teraliri irigasi, Aceh Besar memiliki peluang besar untuk menjadi pusat pangan utama. Namun, menurutnya, pengelolaan potensi tersebut harus dilakukan secara serius dan sistematis. 

“Mulai dari pengolahan tanah hingga pemasaran, pendekatan enterpreneurial harus menjadi fokus utama,” kata Juanda ketua Partai Aceh Kota Banda Aceh kepada Dialeksis.com pada Selasa (28/1/2025).

Kawasan SieBreuh: Integrasi Padi dan Ternak

Sebagai solusi, Juanda mengembangkan Kawasan SieBreuh, sebuah klaster berbasis integrated farming yang mengintegrasikan pertanian padi dan ternak. Program ini mencakup kawasan hamparan Blang Raya yang meliputi enam kecamatan, yakni Sukamakmur, Kuta Malaka, Ingin Jaya, Simpang Tiga, Darul Kamal, dan Darul Imarah. Total luas kawasan ini mencapai 5.120 hektare, melibatkan 236 kelompok tani (poktan) dan lebih dari 13.000 keluarga petani.

“Kami mendirikan Koperasi SieBreuh untuk mengelola keuangan dan kebutuhan petani. Hasil usaha koperasi dibagikan kembali ke anggota, sehingga petani bisa mandiri pada 2027,” ungkap Juanda saat panen perdana di Gampong Blang Miro, Simpang Tiga. Acara ini turut dihadiri Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.

Membangun Ketahanan Pangan dan Tata Niaga

Ia bercerita bahwa kawasan SieBreuh juga ditetapkan sebagai Halal Food Estate (HFE) melalui SK Bupati Aceh Besar Nomor 659 Tahun 2021. Peresmian kawasan ini berlangsung pada 21 Desember 2021 di Babah Jurong, Gampong Lamlheu, dan dihadiri Wakil Bupati Aceh Besar. Kawasan HFE difokuskan pada pengelolaan produksi pangan halal berbasis korporasi petani.

“SieBreuh bukan sekadar gerakan ekonomi, tetapi juga pergerakan sosial untuk membangun ketahanan pangan dan memperbaiki tata niaga Aceh. Sistem tata niaga yang pernah rusak akibat kebijakan nasional di era 1980-an harus kita tata ulang demi masa depan ekonomi Aceh,” ujar Juanda.

Sebagai langkah awal, Koperasi SieBreuh telah memulai penangkaran benih padi di lahan seluas 50 hektare dan produksi gabah benih mencapai 200 ton, dan semakin meluas dengan target mencapai 600 ton sampaai tahun 2027. Program ini diharapkan meningkatkan nilai tambah dan daya saing hasil panen lokal.

Harapan untuk Aceh yang Mandiri

Juanda menekankan pentingnya mengatasi ketergantungan pada dana otonomi khusus (otsus) yang kerap membuat pemerintah Aceh terlena. 

“Aceh harus menggunakan momentum ini untuk menciptakan sistem ekonomi yang mandiri, mengurangi pengangguran, dan mengentaskan kemiskinan,” katanya.

Gerakan SieBreuh adalah bukti bahwa perubahan dapat dimulai dari petani, kita ingin keluarga petani dapat melahirkan generasi baru Aceh yabg kuat karena dibesarkan dari sumber yang bersih dan halal.

“Ini langkah kecil, tetapi jika dikelola dengan serius, dampaknya akan besar. Petani harus menjadi motor penggerak ekonomi Aceh yang mandiri di masa depan, sehingga Aceh kembali berkontribusi atas pasar regional Asia tenggara,” tutup Juanda. [ra]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI